Komoditas ekspor pertanian nasional masih didominasi bahan mentah atau gelondongan. Padahal, Indonesia mempunyai potensi pangan dan kekayaan alam yang berlimpah yang bisa diolah agar bernilai tambah.
Menurut Menteri Pertanian Suswono, hingga kini 80% ekspor produk pertanian masih berbentuk bahan mentah, sementara sisanya 20% berbentuk produk olahan. “Ekspor produk olahan pangan nasional memang terbilang rendah, sehingga daya saing Indonesia di pasar internasional pun rendah,” kata Suswono saat pembukaan Agrinex Expo 2012 di Jakarta, Jumat (30/3).
Ia mengakui, saat ini produk olahan pertanian masih tergolong rendah. Oleh karena itu departemen pertanian menargetkan pada 2014, ekspor produk olahan akan naik menjadi 50%. “Paradigma pertanian sekarang ini berubah, dari yang hanya memenuhi pangan untuk konsumsi menjadi pemenuhan pangan untuk industri, Saatnya petani mengenal dan mengelola produk pertaniannya untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraannya,” jelasnya.
Mentan mengatakan, cara paling tepat meningkatkan porsi ekspor pangan olahan adalah dengan menetapkan bea keluar tinggi untuk komoditas pangan tertentu seperti kakao, karet dan sawit agar daya saing produk pangan olahan meningkat. Dengan bea keluar tinggi untuk ekspor bahan mentah komoditas tertentu, pengusaha akan bersemangat mengolah komoditasnya sehingga bernilai tambah dan meningkatkan daya saing. “Ini supaya petani tidak mengekspor bahan mentah saja, tapi bisa menghasilkan produk olahan bernilai tambah,” tandasnya.
Sementara itu, dalam temu wartawan, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menilai, lemahnya daya saing tersebut, tidak lepas dari kurangnya petani dan kalangan pengusaha industri kecil Indonesia dalam menjalin jaringan pemasaran dengan pengusaha besar dan kalangan internasional. "Padahal kemasan dan inovasi kita sudah bagus tapi networkingnya belum terbangun, masih kurang untuk jaringan pasar mereka, Sehingga, tidak ada rasa optimisme petani untuk menjual hasil produk mereka dalam bentuk olahan." jelasnya.
Rusman Heriawan mencontohkan, banyak ditemukan produk pangan olahan dengan standar tinggi hanya dipasarkan secara lokal di tempat produk tersebut diproduksi saja. Padahal itu kan bisa dipasarkan lewat jaringan ritel modern.
Tri Mardi Rasa