Volume perdagangan tanaman hias dunia mencapai 90 miliar US Dolar. Sementara itu nilai ekspor tanaman hias Indonesia pada 2010 hanya mencapai 9, 042 juta US Dolar.
Menurut Glenn yang mengutip
data dari Badan Pusat Statistik yang diolah oleh Kementerian Pertanian
menjelaskan, nilai ekspor tanaman hias pada 2010 mencapai USD9,042 juta dengan
volume 4.293 ton. Sementara itu untuk tahun 2009 mencapai USD7,717 juta dengan
volume 5.111 ton, dan 2008 mencapai USD6,717 juta dengan volume 3.225 ton. Jenis krisan juga banyak di minta pasar luar negeri Foto : Tri Mardi Rasa
Meski hanya nol sekian persen dari jumlah perdagangan tersebut, ini adalah peluang besar untuk meningkatkan potensi pengembangan tanaman hias Indonesia. “Tentunya juga harus memperbaiki kondisi florikultura Indonesia dulu baru ke eskpor. Jadi konsumsi dalam negeri ini harus diperbaiki atau ditingkatkan dulu," jelas Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Glenn Pardede, di Jakarta, Selasa (17/1).
Untuk itu, tambah Glenn, Asbindo hanya menargetkan ekspor tanaman hias bisa meningkat hingga 10 % pada 2012. Ia optimis pertumbuhan ekspor tanaman hias ini peluangnya cukup besar dan prospek ke depannya juga bagus dengan kondisi yang terjadi selama ini. Bahkan beberapa negara timur tengah sangat tertarik dan menyukai tanaman-tanaman torpis dari Indonesia untuk lanskap di negara dan rumah-rumah mereka.
"Kita lihat growth-nya bisa mencapai 10 persen, karena memang cukup banyak permintaan dari Timur Tengah yang lebih menyukai tanaman tropis atau tanaman pohon seperti palem dan lainnya," tambah Glenn.
Tidak hanya pohon-pohonan saja, tetapi permintaan tanaman hias lain juga dari beberapa negara lain untuk jenis krisan, lily, dracaena, Cordyline, Sansiviera, Aglonema dan lain sebagainya serta dan daun-daunan.
Tri Mardi Rasa