Ditengah meningkatnya konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap daging sapi dan susu produktifitas peternakan lokal justru rendah. Akibatnya ketersedian ternak lokal makin menyusut.
Menurut Dewan pertimbangan Ikatan Sarjana
Peternakan Indonesia (ISPI) Rahmat Setiadi, hal tersebut karena perhatian
pemerintah terhadap pembudidaya sapi lokal masih kurang sehingga pasokan sapi puun berkurang. Apalagi sampai
saat ini berlum ada perusahaan yang serius untuk menangani pembibitan sapi ini.
Ia menambahkan pembibitan sapi saat ini sangat bergantung dari pemerintah. “Mahalnya investasi serta waktu untuk menghasilkan bibit unggul yang relatif lama ini yang menyebabkan perusahaan tidak mau,” kata Rahmat di sela acara “Catatan Akhir Tahun Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) 2011/ Outlook Industri Peternakan 2012” di Jakarta, Selasa (27/12).
Oleh karena itu, Rachmat menyarankan pada pemerintah agar memprioritaskan pembibitan dan pembudidayaan sapi potong lokal. Ia memprediksi, 2012 mendatang, selain masih belum mampu memenuhi kebutuhan daging domestik, tingkat pertumbuhan populasi sapi potong lokal juga cenderung stabil rendah.
Sementara itu, tambah Rahmat, peningkatan impor sapi bakalan dan daging, bukan solusi pemecah permasalahan kebutuhan daging nasional. Justru, kebijakan pemerintah meningkatkan impor sapi bibit menjadi langkah yang bijak untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi lokal. Karena selama ini porsi impor sapi bibit masih sangat kecil.
Menurut data ISPI perbandingan populasi sapi dari beberapa negara dunia, Indonesia menempati urutan ke 10, dengan jumlah 14.800 ekor sapi. Posisi ini di bawah India, Brazil, China dan Amerika Serikat.
Tri Mardi Rasa