Anggaran pembangunan dan pemeliharaan prasarana pertanian terlalu kecil. “Diperlukan anggaran Rp100 triliun untuk perbaikan irigasi yang rusak, belum termasuk pembangunan yang baru,” papar Winarno Tohir, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) acara seminar nasional yang diselenggarakan oleh Tabloid Agrina tentang Meningkatkan Produksi Padi Nasional Mencapai Surplus 10 Juta Ton Beras, di Menara 165, Jakarta, Rabu (14/12).
Guna keberhasilan target surplus 10 juta ton beras pada 2014, Winarno menyaratkan adanya ketersediaan permodalan bagi petani, penyaluran sarana produksi tepat waktu, adanya program pendampingan untuk meningkatkan produksi seperti Gerakan Peningkatan Produksi Padi Berbasis Korporasi (GP3K), dan adanya dukungan anggaran untuk pertanian yang memadai.
“Minimal 10%, sekarang baru sekitar 5%. Total anggaran pertanian sekarang sekitar Rp 65 triliun,” urai Winarno mengenai besarnya dukungan anggaran yang diperlukan.
Winarno pun menyoroti “keakuratan” data pertanian meliputi data luas panen, produksi per hektar, jumlah penduduk, dan data konsumsi per kapita. “Semua data itu harus akurat sehingga tidak terjadi data surplus tapi impor dan harga beras tinggi,” tukasnya.
Windi Listianingsih