Senin, 14 Nopember 2011

Nelayan Indonesia Masih Miskin

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat, tapi kesejahteraan ekonomi nelayan masih belum berkembang. Mengingat dari 300 tahun yang silam hingga saat ini nelayan Indonesia masih miskin. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya nelayan yang meinjam uang pada tengkulak dengan bunga yang cukup tinggi.

“Untuk itu, sebaiknya nelayan diajarkan pengetahuan dasar bagaimana caranya meminjam uang untuk segala operasional di laut seperti memperbaiki kapal atau yang lainnya. Artinya dia harus tau prosedur bagaimana caranya meminjam uang,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif Cicip Sutardjo saat berkunjung ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan minggu lalu.  

Cicip menambahkan, banyaknya nelayan yang meminjam uang pada tengkulak lebih disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai prosedur tata cara meminjam uang melaui pihak perbankan. Untuk itu, mulai saat ini nelayan harus diberikan edukasi mengenai administrasi yang simple. Mulai dari bagaimana memasukan angka pendapatan kemudian angka pengluaran uang. “Tujuannya agar pihak bank bisa melihat seberapa serius nelayan akan usahaya,” tambah Cicip.

Selain itu, nelayan juga masih kurang mengerti mengenai kualitas dari aneka tangkapannya. Sehingga sulit untuk menciptakan mutu dari hasil tangkapannya dan menyebabkan rendahnya nilai jual. Seperti halnya mereka mengambil rumput laut. Namun rumput laut lalut tersebut langsung dijual begitu saja setelah ditangkap dari perairan. “Seharusnya rumput laut tersebut dijemur dahulu kemudian dibersihkan dari sisa-sisa pasir. Dengan begitu nilai jual rumput laut tersebut menjadi lebih baik,” saran Cicip.

Maka Cicip berharap, mulai saat ini agar nelayan mulai disiplin. Artinya nelayan sudah harus mulai disiplin dalam meng-update harga ikan dari hasil tangkapannya di pasaran. Sebab selama ini pada saat nelayan menjual hasl tangkapannya tidak pernah melihat terlebih dahulu daftar harga ikan. “Padahal yang namanya daftar harga selalu ada di pelabuhan,” pungkas Cicip.

Yuwono Ibnu Nugroho

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain