Selasa, 8 Nopember 2011

Indonesia Masih Bermasalah Dengan Pangan

Lumbung pangan dunia sekelas Thailand pun bisa terancam kelaparan. Kondisi ini  tentu membuat Indonesia kembali harus berfikir.

“Tanpa bencana saja kita sudah import pangan kadang-kadang bermasalah terhadap pangan, apalagi kalau kita terkena bencana,” ujar Pimpinan PT Puteri Cahaya Kharisma Rifda Ammarina pada diskusi terbatas mengenai diversifikasi pangan di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden (WANTIMPRES), Jakarta (7/11).

Pemerintah sudah menggalakkan diversifikasi pangan cukup lama, sudah puluhan tahun tetapi sampai hari ini belum pernah terealisasi karena berbagai kendala yang terjadi. Lewat Focus Group Discussion (FGD) diharapkan bisa  menjadi solusi untuk program yang dilakukan pemerintah.

“Melalui diversifikasi, yang ingin kita lakukan adalah bagaimana daerah berkembang sesuai potensi pangannya,” tambah Ketua Reserch Unggulan Strategi Nasional Diversifikasi Pangan IPB Dahrul Syah. Hal ini disebabkan karena bila sumber daya lokal suatu daerah bisa termanfaatkan dengan baik, maka akan meningkatkan perputaran uang di daerah sehingga roda ekonomipun bergulir. Jadi komoditi tersebut bisa memberi rantai nilai dari bahan mentah, setengah jadi sampai siap konsumsi.

Sayangnya, tambah Adi Sasono Ketua CO-OP Indonesia Foundation, masih banyak kendala ditemui di lapangan seperti belum kreatifnya sektor pembiyayaan, beberapa komoditas seperti sayur, buah, dan daging yang masih devisit, dan lain sebagainya. “Tentunya tidak ada masalah dari segi teknologi dan dari segi potensi. Yang diperlukan adalah suatu komitmen jangka panjang dari kita semua pemerintah, dan masyarakat,” pungkas Adi Sasono.

Ratna Budi W

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain