Minggu, 23 Oktober 2011

LIPUTAN KHUSUS :Sukses Bertanam Jagung dengan AgCelence

Di tengah cuaca tidak menentu saat ini, diperlukan teknik budidaya jagung yang tepat agar tetap berhasil. Teknologi baru yang menjawab permasalahan tersebut adalah AgCelence.

Problem utama yang dihadapi petani jagung adalah serangan bulai di hampir seluruh sentra  penanaman jagung. Salah satunya dialami Koiril, Sekretaris Gapoktan di Ds. Johowinong, Kec. Mojoagung, Jombang, Jatim. Pencegahan sejak awal mutlak dilakukan secara tepat. Ia sukses mengendalikan bulai dengan perlakuan benih.

“Anomali cuaca malah menguntungkan petani. Pengairan lancar karena hujan masih ada sampai akhir Juni lalu. Dengan paket perlakuan benih temuan BASF, yakni Acrobat dan Regent Red, penyakit bulai dapat dikendalikan dengan baik. Apalagi sekarang ada Acrobat cair, kerataannya makin baik sehingga tiap benih terlindungi oleh Acrobat. Ditambah penerapan teknologi AgCelence, yakni dengan pemakaian CABRIO, membuat petani lebih mantap menanam jagung,“ papar bapak berusia 46 tahun yang juga membuka kios saprotan dan jasa perlakuan benih.

Ketua KTNA Kecamatan Mojoagung ini menambahkan, “Cabrio sangat menguntungkan. Akar tanaman tumbuh lebih banyak, batang lebih kokoh sehingga tahan roboh jika ada angin kencang. Daunnya lebih hijau dan lebar, tidak mudah stres, dan tidak mati karena busuk kelebihan air. Umumnya pengairan dilakukan 12 hari sekali, yang memakai Cabrio bisa tahan sampai 16-17 hari tidak layu. Selain itu, tongkol menjadi lebih muput, lebih panjang, besar, dan terisi penuh dari pangkal sampai ujung.”

Peningkatan Hasil Signifikan

Menurut Koiril, biaya produksi di daerahnya mencapai Rp5 juta per ha termasuk penggunaan Cabrio. “Sebelum memakai Cabrio biaya operasional membengkak karena lahan harus didangir, untuk lahan 3.750 m2, dibutuhkan biaya sekitar Rp175 ribu. Sedangkan dengan Cabrio yang harganya sekitar Rp65 ribu per kemasan 100 ml,  satu setengah botol ditambah ongkos semprot,  total biaya hanya Rp120 ribu, sudah tidak perlu lagi lahan didangir karena akarnya sangat  kuat,” jelas pemilik lahan jagung seluas 3 ha ini.

Kata Koiril, aplikasi Cabrio cukup sekali sebanyak 400 ml per ha senilai Rp260 ribu ditambah biaya semprot Rp40 ribu. Sebelumnya panen rata-rata 9-10 ton per ha, setelah memakai Cabrio menjadi 13 ton atau naik sekitar 3 ton per ha.

Danang, Sales Representative East Java Crop Protection PT BASF Indonesia, menjelaskan, ”Peningkatan hasil ini dampak dari teknologi AgCelence. Manfaat teknologi baru ini meningkatkan efisiensi pertumbuhan tanaman dan meningkatkan efektivitas penyerapan nutrisi serta Nitrogen dalam tanah, disamping itu juga meningkatkan sistem SAR (System Aquired Resistance), yakni meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan virus dan bakteri, dan meningkatkan ketahanan terhadap stres karena kelebihan air maupun saat kekeringan. Jadi, aplikasi CABRIO AgCelence mampu meningkatkan performa tanaman dan hasil produksi di samping fungsi utamanya melindungi tanaman dari serangan penyakit.”

Bila harga jagung kering sawah Rp2.000 per kg (sekarang harga jagung kering sawah Rp2.300 dan pipilan kering Rp3.000 per kg), dikalikan produksi 12 ton, pendapatannya Rp24 juta. “Dengan kelebihan produksi 3 ton, jika dikali Rp2.000 per kg, tambahan pendapatan mencapai Rp6 juta per ha. Sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri, apalagi saya juga dapat mengurangi biaya perawatan tanaman. Jadi Cabrio banyak memberikan manfaat,” ungkap Koiril.

Penentuan waktu penyemprotan Cabrio sangat mudah, yaitu saat daun berjumlah 9–10 helai atau umur satu bulan atau menjelang pemupukan ketiga dengan ukuran 400 ml/ha. “Cukup irit dan hanya sekali semprot dalam satu musim tanam. Selang seminggu hasilnya bisa langsung dilihat, mulai dari akar, batang, dan daun,” terang Koiril sembari berpesan, gunakan Cabrio untuk meningkatkan pendapatan petani jagung dengan menghasilkan jagung yang berkualitas.

Indah Retno Palupi (Surabaya)

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain