Kemajuan bioteknologi di dunia sangat pesat, sejak Bioteknologi modern lahir pada 1970 dan terus mengalami perubahan paradigma pemanfaatan materi hayati dari tingkat seluler ke tingkat molekuler.
Para pewarta praktek di Lab Bioteknologi Universitas Atmajaya bagaimana Kromosom DNA bisa dilihat. Foto : Mardi Rasa/Agrina
Indonesia memulai pengembangan bioteknologi tahun 1985 dan terus berkembang sampai sekarang dengan penguasaan utama bidang pertanian. Di sisi lain, tingkat adopsi produk rekayasa genetik di dunia melaju pesat. Ketika pertama kali ditanam tahun 1996 secara komersial oleh 6 negara, luasannya hanya 1,7 juta ha. Tahun 2010 luasannya meningkat menjadi 148 juta ha ditanam 29 negara.
Untuk itu, agar masyarakat mengerti apa itu bioteknologi Monsanto bekerjasama dengan Univesrsitas Atmajaya menyelenggarakan Journalist Class on Biotechnology yang diikuti 15 pewarta dari berbagai media di Jakarta dengan tema Dasar Ilmu Bioteknologi dan bioteknologi pangan di Universitas Atmajaya, Jakarta, Kamis, (12/10).
Dalam journalist class ini para pewarta bisa melihat, mendengar, dan menyaksikan serta mempraktekan cara melihat DNA. “Harapannya dengan kelas ini maka media bisa mengininformasikan secara seimbang tentang bioteknologi sehingga bisa dimengerti masyarakat,” kata Public Affair Manager Monsanto, Krishnu Senjaya.
Lebih jauh ahli bioteknologi Prof. Ir. Antonius Suwanto Universitas Atmaja mengatakan, Bioteknologi atau rekayasa genetik sebagai salah satu cara atau alat untuk memodifikasi benih tanaman yang tahan terhadap serangan
Tri Mardi Rasa