Ditengah-tengah kemajuan teknologi laboratorium Thailand tidak mau ketinggalan. Teknologi alat-alat laboratorium penunjang riset, kedokteran maupun industri terus dikembangkan di Negeri Gajah Putih. untuk memperkuat teknologi laboratoruim di dunia kedokteran baik pada manusia maupun hewan.
“Tuntutan inovasi peralatan laboratorium datang juga dari berbagai industri, diantaranya industri makanan, kosmetika, sampai pakan ternak. Laboratorium diperlukan untuk memperkuat aspek quality control (QC), riset dan pengembangan, keamanan pangan, atau kepentingan lainnya.,” kata Teerayuth Leelakajornkij, Senior Project Manager NEO Minggu lalu di Jakarta.
Maka, lanjut Teerayuth, tidak heran bila bisnis perlatan laboratorium menjadi tren tersendiri, mengikuti makin besarnya permintaan. Diantaranya, Indonesia, bersama Filipina sebagai pengimpor ke-4 terbesar alat-alat laboratorium untuk Asia Tenggara. Sementara itu Thailand, menempati urutan kedua sebagai pengimpor alat laboratorium di kawasan ini, di bawah Singapura. Dan Malaysia ada di tempat ke-3. Untuk itu negeri gajah utih tersebut akan melakukan Thailand Lab 2011, sebuah pameran peralatan laboratorium dan koferensi yang akan digelar 5 – 7 Oktober 2011 di BITEC, Bangkok, Thailand.
Teerayuth menambahkan, nilai impor alat laboratorium Thailand saat ini sekitar 10 miliar Baht tiap tahunnya (sekitar 330 juta Dollar AS). Pertumbuhan pasarnya berkisar 15% per tahun. Maka diharapkan dengan adanya Thailand Lab dapat dijadikan ajang bisnis dan tukar informasi perkembangan teknologi para pelaku dan pengguna peralatan laboratorium se-Asia. “Targetnya, pameran ini akan dihadiri oleh 5 ribu pengunjung baik lokal maupun internasional,” pungkasnya.
Yuwono Ibnu Nugroho