Kadaka (Asplenium nidus) atau yang lebih dikenal dengan tanaman paku sarang burung merupakan jenis tanaman yang banyak ditemui dilingkungan hutan yang agak lembab. Secara umum kadaka memerlukan tempat tumbuh yang teduh dan menyukai kondisi lembab.
Hampir setiap jenis kadaka sangat cocok untuk menjadi penghias ruangan, apalagi dengan kondisi tanamanya yang tidak bermasalah meskipun diletakan di ruangan dengan sistem pendinginnya.
Keunikan kadaka terletak pada daunya yang memiliki warna yang khas, bentuknya unik, daya tahan kuat, struktur dan teksturnya bagus. Daunya yang unik inilah yang menarik perhatian para perangkai bunga untuk menjadikan salah satu dari bagian rangkaian tersebut.
“Dengan sedikit kreatifitas tanaman kadaka bisa dimanfaatkan sebagia penghias taman rumah,” kata Koordinator perangkai Bunga dari Asbindo untuk HUT RI nanti di Istana Negara, Ineke disela-sela acara buka puasa bersama Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo), Senin (15/8). Komposisi daun yang manis dan serasi bisa di kombinasikan dengan tanaman hias lain. Juntaian dari daunnya yang indah akan membuat taman semakin terlihat cantik.
Ia menambahkan daun tananam kadaka ini juga banyak difungsikan untuk melatarbelakangi rangkaian bunga. Bunga yang dirangkai menjadi makin cantik dengan latar daun tanaman kadaka. Jika tanaman kadaka di tempatkan sebagai pajangan indoor bisa memberikan suasana segar.
Sementara itu, menurut Direktur eksekutif Asbindo Rosana A Harahap pada perayaan Hari Ulang Tahun RI Ke 66, Rabu 17 Agustus 2011 mendatang sudah dipastikan bunga akan dihadirkan untuk menghiasi panggung kehormatan Istana Negara.
Penataan tanaman kadaka pada outdoor dan indoor dapat dikombinasikan tanaman hias dan bunga lainnya. Sehingga bisa menunjukkan tanaman lokal juga indah dan memposana bila ditata dengan rapi. Daun-daun yang unik, berbentuk bulat, oval dengan struktur tebal dan tipis, bunga warna warni bisa menambah variasi daun kadaka.
Beberapa tanaman hias lain yang juga akan menjadi tanaman penghias di Istana Negara, diantaranya anggrek kelinci (Dendrobium antennatum), hanjuang (Cordyline sp) serta puring (Codiaeum varigatum). Keanekaragaman florikultura ini sesuai dengan tema yang diputuskan Ibu negara yaitu menghadirkan kecantikan Indonesia timur.
Menurut Ketua Umum Asbindo Glen Pardede, pemilihan tema tersebut sangat tepat, karena wilayah timur Indonesia, khususnya Papua memiliki keanekaragaman hayati tropis yang tinggi sehingga dikenal dengan green gold.
Sayangnya, hingga saat ini belum bisa dikelola secara optimal. “Padahal, jika dikelola dengan baik, dikembangkan dan dilestarikan maka florikultura dari Indonesia Timur itu bisa menambah devisa negara,” pungkas Glen.
Tri Mardi Rasa