Selasa, 16 Agustus 2011

Selandia Baru Bantu Produksi Susu Indonesia

Kedatangan Duta Besar (Dubes) Selandia Baru ke Kementerian Pertanian disambut baik. Karena kedatagannya secara tidak langsung ingin membantu produksi susu di Indonesia. Caranya dengan memberikan investasi pengembangan susu di Indonesia. Investasi tersebut dilakukannya dalam bentuk pengembangbiakan sapi perah.

“Dia (Selandia Baru) datang menemui saya dalam rangka membicarakan terkait produksi susu. Mereka berminat untuk investasi di Indonesia,” kata Suswono disela-sela acara buka puasa bersama di kediamannya, beberapa waktu lalu

Suswono berharap, dengan adanya investasi dari Selandia Baru dalam menegmbangkan produksi susu di Indonesia, maka dapat mengurangi impor susu. Sebab sampai saat ini Indonesia masih mengimpor susu dari luar negeri sebesar 70%. “Saya kira kalau nanti meningkatnya peternakan sapi perah di Indonesia tentu saja kita bisa mengurangi impor,” harap Suswono.

Selain itu, lanjut Suswono, Indonesia tidak memiliki sapi perah berkualitas baik yang dapat memproduksi susu segar di atas 30 liter per hari. Maka dengan adanya rencana investasi dari Selandia Baru diharapkan bisa membantu Indonesia dalam memproduksi susu. “Saat ini masih kurang bibit unggul yang bisa menghasilkan susu di atas 30 liter per hari,” jelas Suswono.

Bahkan, lanjut Suswono, Selandia Baru selain ingin berinvestasi juga menawarkan pelatihan di negaranya untuk teknik-teknik yang berkaitan produksi susu dan memberikan kesempatan untuk masyarakat Indonesia untuk belajar di negeri yang terkenal dengan buah kiwinya itu. “Sementara mereka menawarkan training di Selandia Baru,” kata Suswono.

Maka dengan itu, Suswono menyambut baik rencana Selandia Baru dalam mengembangkan serta meningkatkan industri susu dalam negeri, dan tujuan kedepannya tidak lain untuk mengurangi impor untuk susu segar. Mengingat Selandia Baru merupakan negara yang cukup bagus dalam pengembangan susu segar.“Susu memang belum jadi target utama, tapi bukan berarti susu kita tingalkan. Kita harus meningkatkan bibit unggul dan negara yang punya kemampuan itu bisa investasi di Indonesia,” pungkasnya.

Yuwono Ibnu Nugroho

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain