Ditengah-tengah gempuran buah-buahan dari impor, taman wisata Mekarsari mencoba menggelar Festival Kota Buah yang bertujuan agar masyarakat mulai mengonsumsi buah-buahan dalam negeri. Bahkan agar masyarakat lebih gemar mengonsumsi buah lokal pada saat pembukaan acara tersebut dilakukan gerakan makan buah masal.
“Ini merupakan yang ke tiga kalinya kita gelar, sebagai salah satu pencanangan gerakan cinta buah lokal,” kata Public Relations Taman Wisata Mekarsari, Putri Ayu Pratami.
Ditempat yang sama Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Kuntarsih menjelaskan, maraknya buah impor yang ada saat ini terlihat dari kecenderungan impor yang meningkat sejak 2005 lalu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ternyata hingga 2009 produk buah-buahan dari China terus menggusur pasar Indonesia. BPS mencatat kenaikan nilai impor buah-buah hampir mencapai 1,5 kali lipat.
Bahkan, data BPS juga memperlihatkan, impor buah-buahan dari China sepanjang Desember 2009 mencapai USD42,45 juta atau naik 147,43 persen dibandingkan dengan posisi November 2009 senilai USD17,15 juta. Bisa dibilang sepanjang tahun lalu nilai impor buah dari China mencapai USD330,99 juta. Hal ini juga terlihat pada gerai toko buah-buahan dan supermarket besar yang memasang iklan dan mempromosikan buah-buah tersebut. Kesan gengsi juga menjadi salah satu pengaruh mengapa orang memilih buah impor.
“Sebenarnya ketergantungan akan buah impor dapat dikurangi dengan diimbangi oleh peningkatan kualitas serta jaminan ketersediaan buah lokal. Sehingga buah lokal mampu bersaing dan mengurangi ketergantungan terhadap impor buah,” kata Sri.
Memang, lanjut Sri, jika dilihat sedikit dari tampilan luar antara buah antara buah lokal dengan buah impor ada perbedannya, buah impor terlihat lebih segar karena proses pengemasannya yang baik. Selain itu harga yang tidak terlalu mahal (kompetitif) membuat masyarakat cenderung memilih buah impor. “Padahal, belum tentu buah yang diimpor itu adalah buah yang memiliki kualitas terbaik di negara yang mengekspor buah itu,” jelas Sri.
Sri memaparkan, sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk untuk menggenjot produksi buah lokal. Salah satunya yakni membuat pameran atau festival yang mengangkat citra buah lokal sehingga masyarakat beralih mengkonsumsi buah lokal. Atas dasar itulah Taman Wisata Mekar Sari membuat program Festival Kota Buah untuk meningkatkan minat konsumsi buah lokal dimuali dari anak-anak dan masyarakat pada umumnya.
Maka dengan adanya Festival Kota Buah selain mengajarkan untuk mengkonsumsi buah lokal kepada masyarakat juga memberikan pengarahan agar lebih mencintai buah dalam negeri. Untuk itu didalam Festival Kota Buah, pengunjung dapat menjumpai dan merasakan seolah-olah berada di kota buah dengan fasilitas kota seperti hotel, rumah sakit, sekolah, dan perumahan penduduk dalam bentuk miniatur. “Ini salah satu program kita dalam memperkenalkan aneka buah kepada masyarakat luas,” jelas Direktur Pemasaran Taman Wisata Mekarsari, Tama Simolingga.
Untuk itu sudah saatnya memulai untuk mengkonsumsi buah dalam negeri. “Untuk ke depan Mekarsari juga akan membuat program-program unggulan buah lainnya seperti Turnamen of fruit yang rencananya akan digelar tahun depan,” pungkas Tama.
Yuwono Ibnu Nugroho