Senin, 30 Mei 2011

Kementan Perkirakan Produksi Jagung Surplus

Sektor agribisnis jagung di Tanah Air sudah baik dari sektor hulu hingga hilir. Banyak pemangku kepentingan yang terlibat, seperti industri benih, pupuk hingga, pakan ternak. Namun tantangan peningkatan produktivitas tanaman jagung dihadapkan pada on farm pertanian. Selain itu, Bungaran Saragih, dalam tataran pemikiran, tanaman jagung juga masih dianggap sebagai produk sekunder.

“Lemahnya posisi tawar petani kecil, rata-rata penguasaan lahan petani sebesar 0,3-0,5 ha, dan ketiadaan organisasi petani pada gilirannya membuat petani harus menyerahkan segalanya ke mekanisme pasar,” kata Pengamat Agribisnis, Bungaran Saragih dan Dewan Redaksi Tabloid Agrina dalam pembukaan seminar bertema “Peningkatan Produksi Jagung di Tengah Ancaman Anomali Iklim" di Hotel Santika Jakarta, Rabu (25/5) lalu.

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan surplus produksi jagung tahun ini akan mencapai 2,6 juta ton pipilan kering. Untuk kebutuhan jagung sebesar 13,2 juta ton. Kemudian susut hasil tanam sekitar 7-8% maka akan diperoleh cadangan hasil tanam mencapai 2,6 juta ton.

“Angka prediksi tersebut merujuk pada Angka Ramalan (Aram) Badan Pusat Statistik (BPS) I 2011. Aram BPS memprediksi, produksi jagung tahun ini mencapai 17,9 juta ton pipilan kering," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Udhoro Kasih Anggoro.

Ia menambahkan, kebutuhan jagung akan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi dan pendapatan masyarakat.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain