Menurut Ketua Forum Komunikasi Peternakan Sapi Potong (FKPSP) Jatim Budy Agustomo kebocoran daging impor tersebut tidak terlepas dari kurang efektifnya pengawasan dan pengaturan pemerintah. "Kebijakan larangan menjual daging impor di Jatim tidak efektif, karena masih ada daging sapi impor yang beredar di pasar becek,” kata Budy Agustomo di Jakarta Selasa (6/4).
Budy menduga, masuknya daging sapi impor ke pasar Jatim ini melalui jalan darat dari Jakarta dan Jawa Barat. Indikasi ini karena masih ada sekitar 6 perusahaan importir dan distributor daging sapi impor yang berkantor di Jatim. "Memang tidak masuk akal, tapi apa mungkin importirnya di Surabaya, tapi operasi di Jakarta," ujarnya.
Akibatnya, harga daging sapi lokal turun drastis karena selisih harga daging impor dengan lokal sekitar Rp 5 ribu per kg. Harga daging sapi lokal kini Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kg, sedangkan harga daging sapi impor sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 46 ribu per kg.
Saat ini, Jawa Timur merupakan sentra penghasil sapi potong terbesar di tanah air dan menyumbang 20 persen produksi sapi potong nasional. Berdasarkan data Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, peternak sapi di Jatim mampu memproduksi 136.000 ton daging sapi per tahun.sedangkan kebutuhan Jawa Timur 55.000 ton per tahun sehingga ada kelebihan 81.000 ton yang dijual ke luar daerah seperti Jawa Barat, Jakarta, Banten.
Tri Mardi Rasa