Limbah pertanian di desa karang anyar Kab cukup melimpah setelah panen terutama jerami padi. Namun masih banyak masyarakat membakarnya untuk dikembalikan ke tanah. Padahal cara tersebut kurang efektif dan selain itu asap dari pembakaran menjadi problem tersendiri.
Dengan sedikit sentuhan teknologi dengan menggunakan decomposer petani tidak lagi pusing dengan asap pembakaran tersebut. Dengan pola dekomposasi diharapkan bisa mencukupi kebutuhan pupuk petani karena dengan system ini petani bisa menghemat penggunaan pupuk anorganik.
Hal tersebut mengemuka dalam acara Panen Bersama dan Demplot Teknologi Pemulihan kesehatan lahan sawah dan peningkatan produktivitas padi berbasis kompos jerami dan pupuk hayati (biodekomposer) di Desa Karanganyar Gedungtataan, Kabupaten Pesawaran, Rabu (23/3). Acara yang merupakan kerjasama antara PT Vitafarm dan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dan kelompok tani ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani melalui teknologi yang dikembangkan seperti dalam demplot
“Penggunaan teknologi pupuk hayati tidak hanya aman tetapi mampu menaikkan produksi padi hingga 50 persen sekaligus meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Penggunannya dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan menggunakan kompos jerami agar tanah tersebut subur dan pupuk hayati agar tidak mudah terserang hama dan penyakit,” kata Komisaris Utama PT Vitafarm Indonesia Jeffri Margono di sela-sela panen bersama tersebut.
Menurut Jeffrie, sebelumnya penyebaran teknologi tersebut sudah di lakukan oleh PT Vitafarm di 8 daerah di Indonesia dan Lampung baru dilakukan demonstrasi plot (demplot). Hasilny cukup bagus dan ada peningkatan hasil dari seblumnya bahkan tanahnya pun menjadi lebih subur dari musim tanam sebelumnya.
“Sebelumnya kegiatan demplot ini telah dilakukan di Kampus Polinela, Desa Karanganyar Kecamatan Gedungtataan Pesawaran, Desa Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan, serta di Desa Banjarrejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur. Mudah-mudahan berikutnya bisa lebih banyak lagi dan berbagai daerah di Provinsi Lampung dapat menerapkan teknologi tersebut,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pesawaran, Aspiran Syateri menegaskan penggunaan pupuk organik akan terus ditingkatkan guna mendukung regulasi pemerintah pusat sebagai upaya pemulihan lahan pertanian. “Semakin baiknya kondisi lahan pertanian salah satunya lahan sawah dapat meningkatkan produksi padi sehingga dapat menunjang ketahanan pangan serta dapat meningkatkan pendapatan petani,” jelasnya.
Bahkan Legimin (54) salah seorang petani padi dari Desa Bagelen, menambahkan, penggunaan metode twin ini dapat meningkatkan produksi per seperempat hektare dari dua ton menjadi empat ton. “Hasil tersebut cukup memuaskan apalagi masih banyak petani yang belum menggunakan metode itu lahannya masih banyak yang diserang hama tikus, jadi dengan metode ini tanaman padi lebih tahan dengan serangan hama,” ujarnya.
Menurut Kabid Produksi Tanaman Pangan Distannak Pesawaran Budi Wirawan, harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp2.800 perkilogram sedangkan gabah kering giling (GKG) sebesar Rp3.200 perkilogram sudah di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp2.600 perkilogram untuk GKP dan Rp3.000 perkilogram.
Yuwono Ibnu nugroho