Kamis, 17 Maret 2011

Proyek “SawitA” Antara PT SMART, ETF dan IPB

Kekurangan Vitamin A di Indonesia masih meliputi sekitar 10 juta anak dan jutaan penduduk miskin lainnya. Padahal Vitamin A memiliki peran penting dalam mekanisme pengelihatan dan dalam berbabagi asperk fisiologis lain seperti menjaga regenerasi sel, mempertahankan respon imun yang optimal dan mencegah resiko timbulnya berbagai penyakit degeneratif.

Hal ini mengemuka dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama Pemanfaatan Provitamin A minyak sawit antara Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (fateta IPB)dengan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) melalui Eka Tjipta Foundation (ETF), di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Kamis (17/3). Penandatanganan perjanjian kerja sama Proyek yang diberi nama Proyek “SawitA” dilakukan oleh Ketua Umum ETF, Gandhi Sulistiyanto, Direktur Utama PT SMART Daud Dharsono, dan Dekan Fateta IPB Sam Herodian.

Menurut Gandhi Sulistiyanto merupakan bagian dari upaya SMART dalam mendorong peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan pada sektor di mana perusahaan beroperasi.

"Karena membutuhkan kepakaran khusus, oleh karena itu proyek ini tidak bisa dilakukan sendiri. Untuk itu kami bekerja sama dengan para peneliti IPB yang dipimpin Prof. Fransiska R. Zakaria dalam pemanfaatan provitamin A minyak sawit merah," ujar Gandhi.

Dari hasil penelitian fateta IPB, kelapa sawit adalah penghasil karotenoid tertinggi. Karotenoid yang tercampur dalam minyak sawit menyebabkan provitamin A sangat mudah diserap tubuh dan diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi konversi mencapai 98%.

Menurut peneliti IPB Prof. Fransiska R. Zakaria yang memimpin proyek penelitian tersebut, tanaman kelapa sawit mengandung minyak sawit merah merupakan penghasil karotenoid tertinggi di dunia untuk saat ini. Kandungan beta karotien provitamin A mencapai sebanyak 600 – 1000 mg per kg atau ppm. “Potensi ini yang menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A yang jauh lebih efektif dan murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya,” kata Fransiska.

Menurut Fransiska, metode pengolahan minyak sawit merah ini tidak merusak kandungan provitamin A yang ada di dalamnya. Potensi inilah yang menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A termurah dibandingkan vitamin A dari sumber lainnya. “Dalam proyek kerjasama ini kami juga mengolah minyak sawit merah menjadi beraneka produk turunan yang mudah dikonsumsi,” katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Sam Herodian mengatakan, potensi yang besar ini belum dimanfaatkan dengan baik. “Padahal Vitamin A ini akan lebih mudah di produksi dan jauh lebih murah harganya,” katanya.

Dalam kerjasama antara Fateta IPB dan PT SMART meliputi sosialisasi, uji coba, pemantauan berikut analisis penggunaan produk berbasis minyak sawit merah, seperti minyak makan Sawit A Gurih, minyak sawit murni dalam kemasan Sawit A Tumis, emulsi manis (gula dengan olein merah) Sawit A Manis (emulsi gula dengan olein merah) dan kapsul lunak.

Menurut Gandhi Sulistiyanto, Kegiatan proyek Sawit A ini juga melibatkan 2.500 orang responden yang tersebar di Kabupaten Bogor dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.  "Ini bagian dari program corporate social responsibility PT SMART Tbk, juga selaras dengan falsafah kami yang menyeimbangkan aspek sosial kemasyarakatan, kelestarian lingkungan, serta aspek ekonomi," pungkasnya.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain