Senin, 17 Januari 2011

LIPUTAN KHUSUS : Kendalikan Hama dan Penyakit, Harga Cabai Terkendali

Harga cabai pada 2011 akan tetap tinggi jika serangan hama dan penyakitnya tidak dikendalikan.

Hama dan penyakit tanaman memegang peran penting dalam meningkatnya harga cabai secara drastis belakangan ini. “Hasil pengamatan kami, serangan hama dan penyakit pada cabai banyak sekali. Akibatnya produksi turun sekali,” ungkap Dr. Suryo Wiyono, Kepala Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Faperta IPB. Perkembangan hama dan penyakit itu, tambah Suryo, ditunjang oleh kondisi cuaca sepanjang 2010 yang banyak hujan. Misalnya, di daerah dataran tinggi Tegal kehilangan hasilnya bisa 100% akibat serangan cendawan Phytophthora capsici.

Hal yang sama juga diungkapkan Ratna Indah Cahyaningsih, Senior Crop Manager Vegetable Bayer CropScience Indonesia, “Kenaikan harga cabai saat ini dikarenakan suplai turun akibat beratnya kerusakan tanaman. Di beberapa daerah penurunan produksi lebih dari 50%.” Alasannya, terjadi kerusakan tanaman terutama akibat tingginya intensitas serangan penyakit akibat musim hujan yang panjang. Serangan parah terutama disebabkan penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici) dan meningkatnya serangan busuk batang (P. capsici).

Serangan Tetap Tinggi pada 2011

“Harga cabai pada 2011 akan cenderung tetap tinggi apabila musim kemarau basah masih terus berlangsung. Sehingga serangan penyakit pada cabai masih akan dominan,” tutur Ratna. Pendapat senada juga diutarakan Suryo. Jika cuaca ekstrem seperti 2010, maka serangan terutama penyakit pada cabai akan tetap tinggi tahun ini.

Lebih jauh Suryo menjelaskan, penyakit yang banyak menyerang cabai adalah antraknosa, virus gemini (virus kuning), busuk batang, dan layu fusarium. Dan hama yang selalu hadir di pertanaman cabai yaitu lalat buah. Selain itu, Ratna menambahkan tetap ada serangan penyakit rebah semai (damping off) yang disebabkan cendawan Pythium sp. Penyakit rebah semai ini dapat dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Previcur saat pembibitan dan pindah tanam.

Hama lain yang tidak bisa diabaikan adalah thrips, aphids, dan ulat. “Serangan thrips dan aphid dapat dikendalikan dengan insektisida Confidor 200 SL. Sedangkan lalat buah dan ulat dikendalikan dengan insektisida Decis,” jelas Ratna.

“Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai, lakukan teknik budidaya yang adaptif terhadap cuaca basah,” saran Suryo. Bedengan lebih tinggi, tanpa mulsa plastik, jarak tanam lebar, kurangi penggunaan pupuk N sekitar 15%—20%, dan sanitasi buah-buah yang jatuh atau terserang agar tidak menjadi sumber serangan baru. Setelah sanitasi baru dilakukan penyemprotan pestisida.

Dalam kondisi intensitas hujan yang tinggi, menurut Ratna, perkembangan penyakit akan sangat cepat. Upaya pencegahan diperlukan terutama bila tanaman tetangga sudah terserang. Dibutuhkan pemantauan rutin terhadap tanaman secara baik serta sanitasi lahan. “Bila menggunakan fungisida untuk mengendalikan penyakit maka kombinasi kontak dan sistemik akan memberikan perlindungan yang lebih baik,” kata lulusan Faperta IPB ini.

Antraknosa

Gejala awal berupa bercak cokelat kehitaman pada buah, kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak, terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Serangan berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti jerami padi. Faktor yang memperparah serangan adalah musim hujan atau kondisi lahan yang terlalu lembap. Cendawan dapat bertahan pada sisa tanaman yang jatuh di tanah dan akan menjadi sumber infeksi baru pada buah sehat.

Pengendalian dapat dilakukan dengan penggunaan varietas tahan dan benih sehat, perendaman benih selama 6—12 jam dalam larutan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) 10—20 cc/liter air, perbaikan drainase, dan penyiraman tanaman sebelum pindah tanam dengan PGPR 20 cc/l air, dan dilanjutkan pada umur 20 hari setelah tanam (HST) dan 40 HST dengan  volume penyiraman 100 ml/tanaman, dan sanitasi gulma. PGPR ini dapat diperoleh di Departemen Proteksi IPB dan laboratorium pengamatan hama penyakit di daerah.

Tak kalah pentingnya sanitasi buah cabai yang terserang penyakit busuk buah dengan mengambil buah tersebut lalu memusnahkannya. Kemudian dilanjutkan dengan penggunaan fungisida yang efektif. ”Penyemprotan secara protektif terhadap antraknosa dengan fungisida Folicur ditambah Antracol. Aplikasi dilakukan mulai saat tanaman berbunga  atau menjelang pembentukan buah,” jelas Ratna.

Busuk Batang

“Gejala serangan muncul busuk pada batang, tangkai, dan akar tanaman. Selanjutnya tanaman tiba-tiba layu dan mati. Dalam hitungan hari, sekitar seminggu, bisa satu lahan terserang,” urai Suryo. Hal-hal yang mendukung serangan lebih berat dan penularan adalah drainase jelek, tidak pernah rotasi tanaman, dan penggunaan mulsa plastik yang membuat kelembapan tanah meningkat

Pengendalian dapat dilakukan dengan memperbaiki drainase sehingga tanah tidak tergenang dan jangan menggunakan mulsa plastik. Media tanam dicampur dengan cendawan antagonis Trichoderma sp., bisa didapat dari Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit di daerah. Gunakan pupuk kandang yang sudah matang, tambah Suryo, jika tidak akan menjadi substrat yang baik bagi cendawan P. capsici dan Fusarium oxysporum. “Penyakit busuk batang dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida Trivia ditambah Antracol mulai umur 20 HST,” saran Ratna.

Virus Gemini

Lima tahun terakhir menjadi penyakit penting pada tanaman cabai di Indonesia. Gejalanya, tanaman menjadi kuning, tidak berbunga dan tidak berbuah. Penyebarannya cepat sekali dibantu vektor kutu kebul (Bemisia tabaci), mempunyai banyak inang terutama gulma-gulma berdaun lebar, dan banyak petani belum tahu cara pengendaliannya.

“Kunci pengendalian kedisiplinan,” tegas Suryo. Mulai dari persemaian menggunakan kasa sehingga bebas dari vektor. Sebelum menanam cabai, di sekeliling lahan cabai ditanami jagung tiga baris untuk mengacaukan sinyal kimia yang diterima oleh kutu kebul. Kutu kebul dalam jumlah kecil sudah bisa menularkan virus ke tanaman sehat. Tanaman diperkuat PGPR dan lahan bebas gulma terutama yang berdaun lebar. Begitu ada yang yang terserang virus langsung dimusnahkan.

Untung Jaya

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain