“Konsumsi daging di tahun ini diperkirakan menjadi 2,2 kg/kapita jika dibandingkan tahun 2010 yang hanya 2 kg /kapita. Berarti kebutuhan daging sapi meningkat 6,5 persen jika dibandingkan konsumsi dalam negeri pada 2010 atau menjadi 487 ribu ton,” kata Yudi Guntara Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI),di Jakarta, Rabu (5/1).
Yudi mejelaskan, di bidang perunggasan, pada 2011 diharapkan mengalami peningkatan produksi, untuk telur naik dari 1,2 juta ton menjadi 1,5 juta ton. Sedangkan untuk Day Old Chicken (DOC) atau anak ayam diperkirakan sebanyak 9,6 juta ekor dari 8,8 juta ekor pada 2010.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan Organisasi ISPI Syukur Iwantoro berpendapat, untuk menekan impor sapi maupun daging maka perlu ditumbuhkannya BUMN untuk perbibitan sapi (potong dan perah). Sebab selama ini Indonesia melakukan impor sapi dari Australia, Selandia Baru (New Zealand), Kanada, dan Amerika. “Pemerintah tidak harus membangun BUMN perbibitan sapi namun dapat memanfaatkan yang sudah ada yakni PT. BULI,” katanya.
Kemudian, lanjut Syukur, saat ini diperlukan adanya peningkatan daya saing melalui pemberian insentif bagi usaha peternakan dengan kredit peternakan yang sudah ada. "Kita juga harus bisa meyakinkan perbankan berbisnis di peternakan sama prospeknya dengan bisnis di kelapa sawit," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian.
Selain itu, investasi di sector pertanian hingga saat ini (2011) terus menurun. Bahkan, investasi peternakan mendekati 0%. Rendahnya minat investasi antara lain karena iklim investasi yang tidak kondusif akibat hambatan birokasi, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta perizinan yang berbelit.
Padahal menurunnya investasi di sektor pertanian dapat meresahkan semua kalangan, karena di sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja. “Sementara itu, 2005-2009 investasi modal dalam negeri hanya naik 23,03% dari Rp 30,7 triliun menjadi Rp 37,8 triliun,” pungkasnya.
Yuwono Ibnu Nugroho