Diperkirakan akhir Januari harga cabai akan kembali normal. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, rata-rata harga cabai biasa per Desember 2010 mencapai 31.161 per kg atau naik 44,87% dari bulan sebelumnya sebesar Rp 21.509 per kg. Hingga Januari 2011 harga rata-rata cabai biasa naik menjadi Rp 41.584 per kg.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menjelaskan naiknya harga cabai di 2010 karena cuaca yang begitu ekstrim. Salah satunya tingginya curah hujan yang berkepanjangan. Dengan curah hujan yang sangat tinggi maka banyak sekali bunga yang akan tumbuh menjadi cabai menjadi terbang dan menyebabkan gagal produksi.
“Beberapa daerah yang memang gagal produksi salah satunya yaitu Banyuwangi, Jember, Kediri, Brebes, Ciamis. Dengan gagalnya produksi di beberapa tempat maka, produksi cabai turun 20-30%,” ungkap Bayu dalam acara penyusunan rencana strategis pembangun pertanian jangka panjang 2013 – 2035, di gedung Kementerian Pertanian, Rabu (04/1).
Bayu Krisnamurthi berjanji bahwa awal tahun (2011) harga cabai akan menurun dikarenakan beberapa tempat seperti Tasikmalaya dan Sukabumi pada Januari sudah mulai panen. Selain itu di Brebes pada awal Febuari juga sudah mulai panen. “Mudah-mudahan pasokan cabai akan membaik,” kata Bayu
Bayu juga merasa khawatir jika pada 2011 ini masalah cuaca ekstrim masih menjadi tantangan bagi pemerintah terkait dampaknya pada produksi pangan termasuk holtikultura seperti cabai.
Bayu menambahkan, selain curah hujan yang tinggi faktor hama juga menjadi penyebab aalnya panen salah satunya hama patek. Sebab hama ini muncul dan berkembang pada suhu yang dingin atau udara lembab.
Kemudian, lanjut Bayu, disisi lain faktor musibah letusan Gunung Merapi dan Bromo juga menyumbang dalam menurunkan produksi cabai, sementara daerah tersebut adalah sentra produksi cabai. “Namun saya belum mengetahui pasti seberapa besar dampaknya. Hal itu dapat dilihat pada pertengahan Januari dan akhir Januari di Grobogan akan panen,” paparnya.
Yuwono Ibnu Nugroho