Kamis, 16 Desember 2010

Ternak Indonesia Lebih Mampu Bertahan

Ke depan perunggasan lebih berperan bukan saja di pembangunan peternakan tapi juga di pembangunan pertanian di Indoensia. Karena industri perunggasan merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB pertanian selain kelapa sawit dan dapat dijadikan sumber baru pertumbuhan sektor pertanian.

Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan juga diuntungkan karena unggasnya tidak begitu terpengaruh dengan adanya global warming. Hal ini karena unggas yang dipelihara di Indonesia merupakan keturunan unggas dari luar negeri yang nota bene mengalami 4 musim selama setahun.

Menurut Dirjennak dan Keswan, unggas tersebut terbukti mampu bertahan bahkan berproduksi di lingkungan Indoensia yang sering mengalami panas. Bahkan unggas bisa hidup dan berkembangbiak di kadang peternakan yang kebanyakan menggunakan kandang sistem panggung yang masih terbuka. “Ini berarti unggas mampu mengatasi cekaman panas yang terdapat dilingkungan kandang,” kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Prabowo Respatiyo Caturroso yang dibacakan oleh direktur pakan ternak Mursyid Ma’sum pada Diskusi panel tentang Dampak Perubahan Iklim terhadap Kinerja Industri Perunggasan di Indonesia, di Jakarta, Kamis (16/12).

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi pemanasan global adalah dengan menggunakan manajemen budidaya yang baik seperti penggunaan kandang pangung dan kandang tertutup. Sementara itu dari segi nutrisi dapat diatasi dengan pemberian pakan dengan kandungn gizi yang bagus.

DI indistri peternakan yang paling berdampak akibat perubahan iklim ini adalah sektor suplai bahan baku pakan. Seperti jagung yang hingga bulan bulan ke sepuluh mencapai 1,3 juta ton impor. “Ini di luar perhitungan jika dibandingkan 2008 – 2009, luar biasa, karena jagung merupakan bahan baku pakan dan perunggasan sangat tergantung dengan jagung ini,” katanya.

Dari sisi kesehatan unggas perubahan cuaca akan mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dan cuaca yang tidak menentu, sehingga akan membuat daya tahan tubuh ayam menurun. Hal ini tentu akan membuat mikroorganisme berkembang biak dengan mudah. “Untuk itu perlu penerapan biocsecurity yang baik agar benar-benar terjaga dari kontiminasi,” pungkasnya.

Tri Mardi Rasa

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain