”Kalau tidak bergairah, buatlah diri kita menjadi seksi,” tegas Dewan Hortikultura Nasional, Karen Syarief Tambayong, menanggapi pertanyaan tentang gairah bisnis hortikultura di 2011 dalam acara Outlook Hortikultura di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (9/12).
Oleh karenanya untuk membuatnya jadi seksi, imbuhnya, kita harus pandai melihat kondisi yang ada saat ini. Seluruh komponen stakeholder harus bekerja sama, berpikir, melakukan rekonstruksi, dan reorientasi.
Karen menyarankan, stakeholder tidak bisa hanya duduk di meja. Mereka harus melakukan lobi-lobi tidak hanya ke departemen pertanian tapi juga ke departemen lainnya hingga presiden. “Kita harus menjelaskan bahwa ini seksi,” tandasnya.
Menurut Karen, bisnis hortikultura bisa seksi bila tersedianya pemerintah seksi. Ia menilai, kesadaran dan kepedulian pemerintah masih kurang, perlu tersedia regulasi yang kondusif dari pemerintah dan penetapan zona khusus hortikultura yang dimasukan tata ruang dan berkelanjutan.
Selain itu, tambahnya, pemerintah tidak pernah bicara tentang future product. Karena penetuan future product ini penting untuk dilakukan agar bisa mempertajam pengembangan bisnis hortikultura.
Karen mengatakan, tanpa seksi dan tanpa komitmen yang berkelanjutan, kita tidak mungkin membuat diri kita menjadi seksi padahal peluang pengembangan hortikultura sangat besar.
Windi Listianingsih