Kementan merombak susunan pejabat eselon I. Perubahan itu meliputi 12 pejabat struktural dan lima staf ahli Mentan.
Menteri Pertanian Suswono akhirnya melantik sejumlah pemangku kedudukan pejabat eselon I yang selama ini ditunggu-tunggu publik karena sempat beberapa kali tertunda. Pelantikan ini dilaksanakan pada 1 November 2010 berdasarkan Keputusan Presiden No. 157/M tahun 2010 tertanggal 21 Oktober 2010.
Selain pejabat eselon I, Mentan juga melantik para Staf Ahli Menteri Pertanian, yakni Yusni Emilia Harahap sebagai Staf Ahli Bidang Lingkungan dan Iskandar Andi Nuhung sebagai Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi. Kemudian, Syukur Iwantoro sebagai Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian, Pantjar Simatupang, sebagai Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian, serta Prof. Dr. Ir. Tahlim Sudaryanto, sebagai Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional.
Mentan juga menjelaskan beberapa perubahan nama lembaga di Kementan. Di antaranya, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, Ditjen Peternakan menjadi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kemudian, Pengolahan Lahan dan Air menjadi Sarana dan Prasarana.
Hadir dalam acara ini mantan Menteri Pertanian, Sjarifudin Baharsjah dan Justika Baharsjah, Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso yang juga mantan Dirjen Tanaman Pangan, serta para pejabat di lingkungan Kementan.
Dalam pengarahannya, Mentan mengingatkan agar para pejabat yang dilantik mengambil langkah nyata untuk menunjukkan kinerjanya demi tercapainya tujuan pembangunan pertanian, yaitu empat sukses yang meliputi pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor. Dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan kesejahteraan petani.
Sementara itu, mengomentari pelantikan ini, mantan Dirjen Perkebunan Achmad Mangga Barani mengatakan, pekerjaan rumah yang masih harus diemban, khususnya bagi Dirjen Perkebunan, adalah mewujudkan swasembada gula 2014. Sebab, untuk mencapai swasembada gula 2014 diperlukan perluasan areal tanam terutama di luar Jawa, serta dukungan intensifikasi di Jawa. “Tanpa perluasan tanam tak mungkin bisa mencapai swasembada gula,” ucapnya.
Yuwono Ibnu Nugroho