ATV berkontribusi positif untuk penurunan emisi karbon dan pencemaran udara dalam perkebunan kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia berulangkali disorot sebagai penyebab kerusakan hutan tropis. Selain itu, juga dituduh sebagai penyebab peningkatan emisi karbon yang berakibat efek rumah kaca, yaitu peningkatan suhu permukaan bumi. Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 26% pada 2020 saat perundingan "Climate Change Talks" di Bangkok, Thailand.
ATV Berkontribusi Positif
Emisi karbon di dalam perkebunan kelapa sawit tidak semata akibat proses metabolisme tanaman, tapi gas buang alat transportasi juga berperan. “Dengan menggunakan ATV, pencemaran udara melalui transportasi jadi berkurang. Sehingga memberi kontribusi positif dalam perkebunan kelapa sawit,” ungkap Indra Gumay Putra, All Terrain Vehicle Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia.
Uji emisi gas buang ATV (All Terrain Vehicle) telah lama dilakukan oleh pihak Yamaha selaku produsen ATV. Hasil tesnya, tambah Indra, jauh di bawah ambang batas yang diperbolehkan pemerintah Indonesia, yaitu Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. Pengujian emisi gas buang dilakukan berdasarkan pengujian CO – HC. Ambang batas yang ditetapkan pemerintah adalah CO = 4,5% dan HC = 2.000 ppm. Hasil pengujian CO – HC pada ATV jauh di bawah ambang batas tersebut, yaitu CO = 1,33% dan HC = 39 ppm.
Perawatan ATV
Bagaimana agar emisi gas buang ATV selalu terawat? “ATV secara harian harus dirawat oleh operator dan secara rutin dirawat oleh mekanik kebun,” jelas pria asal Lahat dan besar di Jakarta ini. Perawatan harian oleh operator meliputi pengisian bahan bakar premium agar tidak tercampur dengan material lain. Semua alat yang digunakan seperti jerigen dan corong tidak tercemar oli, solar, atau bahan lain. Tekanan angin ban pun harus diperiksa setiap hari agar tarikan mesin tidak berat dan sesuai dengan standar. Dan perawatan harian lainnya untuk menjaga performa mesin dan mekanisme kerja ATV, seperti menjaga kebersihan karet-karet (dust boot) karena jika rusak akan menghambat putaran roda. Akibatnya bahan bakar menjadi boros dan kerja mesin menjadi berat.
Perawatan oleh mekanik kebun meliputi penggantian oli mesin dengan Yamalube 4T dan gardan untuk memperlancar mekanisme kerja mesin sehingga dapat memperpanjang usia pakai mesin dan menghemat bahan bakar. Selain itu, membersihkan saringan udara sehingga pencampuran udara dan bahan bakar menjadi pembakaran sempurna. Dengan ini emisi gas buang tetap terjaga.
Mekanik kebun juga harus memeriksa sistem pendinginan mesin berupa air radiator dan kipas pendingin. Jika air radiator berkurang, mesti ditambah dengan air radiator khusus dari Yamaha, yaitu Yamacoolant yang mudah diperoleh di bengkel resmi Yamaha. Lalu secara berkala mengganti air radiator. Bila sistem pendingin terjaga baik, akan membuat kerja mesin menjadi lancar, yang berpengaruh pada emisi gas buang dapat dipertahankan tetap di bawah ambang batas yang ditentukan. Tentu saja perawatan berkala lainnya dilakukan seperti yang tertera pada buku servis manual.
Mengendarai ATV
Kecepatan ATV yang normal antara 10–20 km per jam sehingga penggunaan bahan bakar akan efisien, yaitu 1,5–2,5 liter per jam. “Dengan iritnya bahan bakar akan membuat emisi gas buang tetap dapat dipertahankan baik dan di bawah ambang batas,” pria yang telah bergabung dengan Yamaha sejak 1991 ini menutup wawancara dengan AGRINA.
Untung Jaya