Pemakaian pestisida di lahan pertanian secara berlebihan seringkali
dilakukan petani pengguna. Padahal pemakaian yang berlebihan berdampak buruk
pada tanaman, hama dan penyakit yang ditanggulangi dan juga petani penggunanya.
Oleh karena itu, sudah waktunya perusahaan obat pertanian
memberikan perhatian serius kepada konsumen pemakai produknya. Sebab jika tidak
diantisiapsi sejak dini akan berpengaruh besar pada pertanian dan petaninya
sendiri.
Menurut Jorgela Roza Asia Pasific Leader Dow
AgroSciences, Inilah
perlunya sosialisasi pada petani secara terus menerus dari perusahaan pestisida, sebagai
sebuah tanggungjawab, agar menjadikan pertanian ini berkelanjutan, dan aman
bagi lingkungan. Hal tersebut dikemukakan dalam video sambutan Jorgela Roza dalam acara training and workshop Penanganan Pestisida secara benar, aman
dan pemeliharaan alat semprot punggung tanpa mesin, Jum’at (15/10) di
Purwakarta.
Menurut Sobar Praja Direktur Eksekutif CropLife Indonesia, kekhawatiran itu sangat
beralasan, mengingat residu pestisida yang digunakan petani sangat tinggi. “Pada
umumnya petani kurang bahkan tidak sadar jika penggunaan pestisida yang
berlebihan dan terus menerus bisa berdampak negatif yang tidak diinginkan,”
jelas Sobar Praja.
Dewasa ini kasus mengenai keracunan, residu dan pencemaran
lingkungan serta timbulnya masalah resistensi dan resurjensi menjadi sorotan
tajam dari berbagai pihak. Berbagai kasus tersebut dapat timbul sebagai
akibat dari terbatasnya pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pestisida
dilapangan.
Menurut Sobar ada anggapan di kalangan petani setelah melakukan penyemprotan,
mandi secara bersih sudah cukup. Padahal, dalam penyemprotan tersebut ada
prosedur yang harus dilakukan oleh petani agar aman dari pengaruh residu pestisida
yang disemprotkan tersebut.
Sobar mencontohkan, salah satu prosedur penyemprotan adalah dengan
menggunakan alat pelindng diri sesuai anjuran. Tapi kenyataan di lapangan
petani hanya memakai alat pelindung apa adanya bahkan ada yang sama sekali
tidak mengenakan.
Tri
Mardi Rasa