Senin, 11 Oktober 2010

Rumah Sakit Ikan Baru

Walaupun baru berdiri, antusiasme masyarakat cukup besar terhadap BPPIL.  Permintaan untuk analisis PCR cukup banyak.

“Banyak permintaan untuk analisis PCR,” ungkap Drs. Arief Taslihan, M. Si, Ketua Balai Penyidikan Penyakit Ikan dan Lingkungan (BPPIL), “Pembudidaya dari Lampung pun sudah mulai menanyakan (jasa pemeriksaan) karena untuk melakukan pengiriman sampel ke Jakarta memakan waktu cukup lama.”

Untuk mengatasi kasus-kasus serangan penyakit pada komoditas perikanan, seperti wabah myo yang menyerang udang Vanname, pemerintah --dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan-- telah mendirikan BPPIL. Tak sekadar berfungsi mengidentifikasi penyakit ikan --baik air tawar, laut, maupun payau-- BPPIL yang berlokasi di Jl. Raya Anyer – Carita Km 157, Cinangka, Serang, Banten, ini juga mencari cara mengendalikan bibit penyakit serta melakukan pemantauan dan evaluasi bibit penyakit yang berkembang.

“Kami pun akan memproduksi vaksin agar potensi penyakit dapat teridentifikasi dan dicegah penyebarannya,” kata Arief. Saat ini, program yang dilaksanakan BPPIL adalah pembuatan imunostimulan (perangsang kekebalan) pada udang. Pembuatan imunostimulan diperlukan karena udang tidak memiliki antibodi. “Udang memiliki sistem stimulasi yang menghasilkan PPO (polifenol oksidase), yaitu enzim yang bersifat nonaktif. Dengan ditambahkan imunostimulan, PPO berubah jadi enzim yang bersifat aktif,” jelas lulusan Fakultas Biologi UGM ini.

Walaupun baru berdiri, antusiasme masyarakat cukup besar terhadap BPPIL.  Permintaan untuk analisis PCR cukup banyak.

“Banyak permintaan untuk analisis PCR,” ungkap Drs. Arief Taslihan, M. Si, Ketua Balai Penyidikan Penyakit Ikan dan Lingkungan (BPPIL), “Pembudidaya dari Lampung pun sudah mulai menanyakan (jasa pemeriksaan) karena untuk melakukan pengiriman sampel ke Jakarta memakan waktu cukup lama.”

Untuk mengatasi kasus-kasus serangan penyakit pada komoditas perikanan, seperti wabah myo yang menyerang udang Vanname, pemerintah --dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan-- telah mendirikan BPPIL. Tak sekadar berfungsi mengidentifikasi penyakit ikan --baik air tawar, laut, maupun payau-- BPPIL yang berlokasi di Jl. Raya Anyer – Carita Km 157, Cinangka, Serang, Banten, ini juga mencari cara mengendalikan bibit penyakit serta melakukan pemantauan dan evaluasi bibit penyakit yang berkembang.

“Kami pun akan memproduksi vaksin agar potensi penyakit dapat teridentifikasi dan dicegah penyebarannya,” kata Arief. Saat ini, program yang dilaksanakan BPPIL adalah pembuatan imunostimulan (perangsang kekebalan) pada udang. Pembuatan imunostimulan diperlukan karena udang tidak memiliki antibodi. “Udang memiliki sistem stimulasi yang menghasilkan PPO (polifenol oksidase), yaitu enzim yang bersifat nonaktif. Dengan ditambahkan imunostimulan, PPO berubah jadi enzim yang bersifat aktif,” jelas lulusan Fakultas Biologi UGM ini.

PPO yang bersifat aktif ini mampu membunuh bakteri, virus, dan masuk ke dalam sel. PPO berfungsi sebagai penetralisir. Jadi, patogen masuk dalam tubuh akan dinetralisir oleh PPO ini. “Enzim mengaktifkan beberapa sel di darah udang, seperti makrofag dan limfosit. Sel-sel ini menelan bakteri dan sel bakteri langsung dirusak sehingga tidak aktif kembali,” sambung pria yang sebelumnya berkarya di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara itu.

Fasilitas Lengkap

Bapak kelahiran Jepara, Jateng, 6 November 1960, ini, dalam menjalankan fungsinya BPPIL tak hanya ditunjang fasilitas dan tenaga kerja mumpuni karena 50% tenaga teknis dan tenaga administrasi berpendidikan sarjana. Tapi, juga dilengkapi 9 jenis laboratorium, yaitu histopatologi, biologi molekuler, bakteriologi, imunologi, kualitas air, analisis residu, parasitologi, mikologi, dan virologi.

Untuk mendukung lab-lab itu disediakan pula peralatan kerja berupa microtom, mikroskop elektron, inverted microscope, tissue processor, UV sterilization cabinet, refrigerated centrifuge, electroforesis, thermal cycler, electroforesis gel, UV transluminator, polymerase chain reaction (PCR), dan  Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/Mass Spectrometry LC-MS/MS. “Ada pula inkubator CO2 dan akuarium serta kolam air berbagai ukuran,” tambah Arief.

Fungsi BPPIL yang tak kalah penting adalah pembuatan jejaring dengan berbagai balai penelitian di seluruh Indonesia, baik lab UPT Pusat maupun lab dinas. “Jadi, jika kekurangan bahan standar, bisa sharing lab, bahan kimia atau reagen, dan bila ada wabah bisa cepat ditangani,” terang spesialis penyakit ini.

Untuk mengoptimalkan kinerja BPPIL juga sudah dibuat rancangan kerja lima tahun yang meliputi pembuatan vaksin cair Vibrio alginolyticus, produksi bakteri probiotik, pemantauan dan evaluasi penyakit, serta pelayanan dan diagnostik penyakit. “Juga perekayasaan secara aplikatif dan up to date,” pungkas Arief

Windi Listianingsih, Syaiful Hakim

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain