Saat ini
jumlah petani anggrek yang ada di Indonesia mencapai 2 juta orang. Namun
keberadaannya masih belum terperhatikan oleh pemerintah. “Bahkan saat ini para petani anggrek banyak
mengeluh mengenai birokrasi dan mahalnya biaya untuk perijinan,” kata Ketua
Umum Perhimpunan Anggrek Indonesia Mufidah Jususf Kalla saat membuka kebun
bibit dan kebun bunga Rumah Anggrek di di Citeko, Cisarua, Bogor, Rabu (5/8).
Sulitnya
birokrasi perijinan yang dialami oleh petani, juga dirasakan Mufidah saat
mengajukan perijinan ke pemerintah daerah Kabupaten Bogor untuk membuka kebun
tersebut. “Petani kita tidak akan bisa kaya kalau begitu caranya, kecuali kita
tiru di Taiwan yang dibantu oleh pemerintahnya,” katanya.
Keprihatinan
inilah yang membuat Mufidah bersemangat untuk membangunan kebun bibit dan kebun
bunga yang bertujuan untuk membantu petani anggrek yang saat ini belum mendapat
perhatian penuh dari pemerintah. “Indonesia mempunyai potensi ragam anggrek
yang bisa disilangkan sekaligus memiliki penyilang andal yang mampu
menghasilkan anggrek-anggrek silangan yang baik,” kata Mufidah.
Tri Mardi Rasa