Prediksi kenaikan biaya penanaman cabai per ha pada musim hujan mencapai 10% dan produksi berkurang 10% dari normal. Namun harga yang diperoleh di atas 30% harga normal.
Tahun ini anomali iklim menyebabkan curah hujan tetap tinggi meskipun sebenarnya mulai April Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Bagaimana pengaruh iklim yang relatif basah ini terhadap harga cabai? Hasil pengamatan AGRINA di beberapa pasar swalayan di Jakarta dan Bogor, menunjukkan telah terjadi lonjakan harga cabai yang luar biasa. Baik cabai besar, cabai keriting, maupun cabai rawit harganya di atas Rp50.000 per kg. “Harga cabai tinggi pada musim hujan hampir selalu terjadi karena suplai cabai menurun disebabkan petani menghindari risiko gagal panen akibat curah hujan yang sangat tinggi,” jelas Final Prajnanta, pakar dan praktisi cabai.
Harga cabai tinggi, tambah Final, juga disebabkan pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya harga cabai kurang begitu menarik sehingga petani enggan menanam cabai. Selain itu, pada musim hujan tingkat serangan penyakit tanaman cabai, seperti penyakit layu, busuk batang, dan antraknosa sangat tinggi. Biaya pemeliharaan tanaman menjadi tinggi. Hal ini juga menurunkan minat petani menanam cabai. Akibatnya pasokan cabai lebih rendah daripada permintaan pasar. Dan saat cabai tinggi juga rawan terhadap pencurian.
Bagi petani cabai yang ingin memanfaatkan kesempatan tersebut, Final menyarankan untuk melakukan persiapan ekstra. Dan bagi yang sedang mengusahakan cabai saat ini dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian agar panen tetap berhasil.
Persiapan Tanam
Persiapan tanam dimulai dari pemilihan lokasi. Pilih lokasi yang bukan bekas tanaman cabai dengan skala yang tidak terlalu luas pada satu lokasi, maksimal dua hektar sehingga mudah mengawasinya. Sekeliling areal kebun ditanam empat baris jagung sebagai border untuk mencegah masuknya kutu kebul sebagai penular virus. Selain itu panenan jagung bisa dibagikan ke karyawan dan tetangga sekitar penanaman.
Pada curah hujan tinggi, air sangat melimpah sehingga kelebihan air harus dibuang tuntas. Ukuran bedengan yang ideal pada musim hujan, yaitu lebarnya 100—110 cm dengan panjang maksimal 12 m. Tinggi bedengan, tambah Final, minimal 50 cm dengan lebar selokan sekitar 60—70 cm. Petani tradisional di Brebes sudah biasa menerapkan hal ini. Sangat mutlak menggunakan mulsa plastik hitam-perak untuk menurunkan kelembapan di sekitar tanaman seperti yang dilakukan petani cabai hibrida di Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Yogyakarta, Magelang, Malang, Lampung, Tanah Karo dan sebagainya.
Pilih varietas yang telah teruji tahan segala cuaca. Varietas cabai keriting yang mampu beradaptasi pada musim hujan adalah Cemeti dan Laris. Lalu varietas cabai keriting hibrida yang cocok di antaranya TM-999, Rodeo, OR Twist 33, CTH-01 dan Lado. Sedangkan untuk cabai besar adalah Fantastic, OR Beautiful, Hot Beauty, dan Gada.
“Populasi tanaman cabai musim hujan sebaiknya tidak terlalu padat agar tidak merangsang pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman,” ungkap Final. Kepadatan tanaman sebaiknya tidak lebih dari 16.000 tanaman per hektar untuk lahan datar dan 14.000 untuk lahan terasering. Jarak tanam yang digunakan yaitu 60 cm x 65 cm dengan sistem zig zag atau 65 cm x 70 cm dengan sistem tanam berhadap-hadapan antarbaris tanaman.
“Pemupukan, cobalah kurangi dosis pupuk Urea atau ZA dan diganti dengan P,” jelas Final. Jika pemupukan awal menggunakan komposisi NPK 2 : 1: 1, imbuh dia, maka ubahlah menjadi 1 : 2 : 2. Unsur K dinaikkan untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit. Dan unsur P ditingkatkan guna mengurangi kerontokan bunga, meningkatkan kualitas pembungaan, dan pembuahan. Pemupukan mikro melalui daun seperti penggunaan Bayfolan juga dianjurkan.
Serangan Penyakit Meningkat
“Kewaspadaan terhadap serangan hama dan penyakit harus ditingkatkan karena pancaroba tahun ini abnormal, yaitu basah terus menerus,” Final mengingatkan. Petani sebaiknya rutin melakukan pemantauan buah-buah dan daun-daun yang terserang penyakit. Jangan dibiarkan berjatuhan atau berserakan di bawah karena akan menjadi sarang penyakit dan menular ke sekitarnya.
Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai di antaranya penyakit rebah semai disebabkan cendawan Pythium aphanidermatum. Gejalanya di pembibitan, kecambah gagal muncul ke permukaan tanah atau bibit yang masih muda tiba-tiba rebah lalu mati. Pengendaliannya dapat dilakukan melalui perendaman benih selama 4—6 jam pada larutan fungisida Previcur N 2 ml/l air atau semprotkan Previcur N 1 ml/l air pada bibit umur 10—14 hari setelah semai.
Penyakit busuk daun yang disebabkan cendawan Phytophthora capsici. Pengendalian penyakit ini dimulai dengan penyemprotan dini daun, batang, dan buah cabai dengan fungisida Trivia 2 g/l + Antracol 2 g/l. Lalu bila ada daun dan buah cabai yang rontok harus dibersihkan dan dimusnahkan.
Penyakit antraknosa yang disebabkan cendawan Colletotrichum sp. biasa menyerang buah cabai. Serangan antraknosa, atau petani biasa menyebutnya patek, ini sangat krusial. Pencegahan paling bagus adalah sanitasi dengan pembersihan lahan dari buah-buah cabai yang jatuh berserakan. Penyemprotan dengan Antracol 2 g + Folicur Gold 2 ml/l dapat menekan serangan penyakit ini. Hama lalat buah Bactrocera dorsalis menyerang buah cabai. Lakukan penyemprotan Decis 1 ml/l pada pagi hari ketika matahari menjelang terbit dan sebelum embun kering sehingga sayap lalat buah masih basah dan tidak bisa terbang. Sangat bagus jika dicampur dengan perekat Agristick.
Untung Jaya