Konsumsi buah perkapita masyarakat Indonesia masih dibawah standar badan pangan dunia (FAO) yaitu hanya 32,67 kg per kapita pertahun yang seharusnya adalah 65,75 kg per kapita per tahun. Di sisi lain, konsumsi beras masih tinggi yakni 105 kg per kapita per tahun. Padahal negara-negara Asean lain sudah bisa menekan hingga 90 kg per kapita per tahun.
"Saya berharap mudah-mudahan ke depan masyarakat lebih cinta pada buah lokal daripada impor, saya ingin menggugah untuk mencintai buah-buah lokal," kata Menteri Pertanian Ir. H. Suswono M.MA saat saat meresmikan Festival Jambu Biji 2010 di Taman Buah Mekarsari, Cileungsi - Bogor, Minggu (27/6).
Sebab, tambah Menteri Suswono, meningkatkan konsumsi buah, ikut membantu program diversivisikasi (keanekaragaman) pangan agar tak mengandalkan beras dan nasi. Pembukaan Festival Jambu Biji tersebut ditandai dengan panen buah jambu biji bersama dan makan buah lokal bersama.
Festival buah di Taman Buah Mekarsari adalah agenda tahunan dengan tema yang berbeda, agar masyarakat lebih banyak menkonsumsi buah-buahan. Sebelumnya berlangsung Festival Pisang (2086), Festival Pepaya (2087) Festival Jeruk (2088) dan Festival Nanas (2009) dan Festival jambu biji untuk tahun ini (2010) yang digelar dari akhir Juni hingga pertengahan Juli.
General Manager Taman Wisata Mekarsari Hari Tanjung mengatakan “Keistimewaan dari jambu biji adalah mempunyai kandungan vitamin C tinggi dibandingkan jeruk manis, oranye atau lemon,” katanya. Selain itu, buah jambu biji mengandung vitamin C sekitar 87 mg, dua kali lipat dari jeruk manis yang hanya 49 mg/100 g, lima kali lipat dari orange, serta delapan kali lipat dari lemon.
“Vitamin C juga mampu memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas,” kata Hari Tanjung dalam sambutannya. Saat ini ada sekitar 9 varietas jambu biji kualitas unggul yang ditampilkan. Koleksi tersebut, katanya, salah satu yang terbesar di dunia dan akan terus bertambah jumlahnya. Secara keseluruhan, Mekasari memiliki 78 Famili, 400 Spesies dan 1500 Varietas di lahan seluas 264 Hektar
Semnetara itu, Assistant Brand Manager Buavita PT Unilever Indonesia Tbk Melinda Savitri, mengatakan, festival ini bertujuan untuk mendorong agar masyarakat cinta makan buah yang berguna untuk kesehatan. “Tujuan utama dari penyelenggaraan festival ini adalah untuk mendekatkan buah-buahan kepada keluarga, khususnya anak-anak, sehingga pada akhirnya mereka lebih mencintai buah dan menjadikan sabagai bagian penting dari gaya hidup sehat,” katanya.
Pada hari pembukaan Festival Jambu Biji akan digelar kontes jambu biji tingkat nasional, pameran buah nusantara, lomba peragaan busana bertema buah, dan pertunjukan parsel jambu biji raksasa yang terbuat dari 1 ton jambu biji.
Atraksi Serba Jambu
Festival Jambu Biji yang diselenggarakan Taman Wisata Mekarsari bekerja sama dengan Buavita dan didukung Kementerian Pertanian tersebut menyuguhkan suasana Kampoeng Djamboe yang di dalamnya terdapat berbagai jenis jambu biji.
Kegiatan tersebut dikemas dengan konsep edukatif melalui wahana satu Kampung Djamboe yang di dalamnya terdapat beberapa saung yang masing-masing menampilkan berbagai macam informasi mengenai jambu biji, antara lain jenis jambu biji, galeri pengetahuan jambu biji, proses pengolahan jambu biji menjadi jus dalam kemasan, permainan edukatif untuk anak-anak, dan berbagai pergelaran seputar buah jambu biji.
Dalam Kampoeng Djamboe juga ada kedai Djamboe yang menjual makanan olahan jambu biji, Roemah Djamboe yang berbentuk seperti jambu biji, Klinik Djamboe, pusat informasi dan pengetahuan tentang jambu berupa laboratorium dan pabrik mini pengolahan Buavita jambu.
Ada pula Kebun Djamboe yang merupakan tempat praktik dan berbudidaya buah jambu biji dan menikmati sensasi panen jambu langsung dari pohonnya, dan Pasar Buah Djamboe.
Tri Mardi Rasa