Dengan alat ini, petani tak perlu capek membungkuk untuk memasukkan benih ke dalam lubang tanam.
Selama ini petani menanam jagung dan kedelai menggunakan tugal untuk membuat lubang di tanah. Kemudian ia memasukkan benih ke dalam lubang yang lalu ditutup dengan tanah.
Memasukkan benih ke lubang harus dilakukan dengan cara membungkuk, tidak bisa sambil berdiri karena lubangnya kecil sehingga sulit benih masuk ke lubang. Kerja membungkuk ini sangat melelahkan karena dilakukan berjam-jam.
Galtis alias tugal otomatis dirancang untuk meringankan kerja tanam benih supaya petani bebas dari cara membungkuk tersebut. Ketika galtis ditancapkan ke tanah kemudian dicabut, benih sudah ada di dalam lubang. Jadi, tidak perlu tenaga orang lagi untuk memasukkan benih ke lubang dengan membungkuk-bungkuk.
Galtis terdiri tiga bagian, yaitu badan, kepala, dan mata tugal. Badan berupa pipa berfungsi sebagai wadah benih dan sebagai pegangan. Kepala, merupakan bagian bawah tugal berisi peralatan mekanis untuk mengatur jatuhan benih secara otomatis. Jumlah benih yang jatuh sebanyak satu atau atau biji butir, tidak akan banyak. Sedangkan mata tugal adalah bagian ujung tugal berbentuk kerucut yang berguna membuat lubang.
Keunggulan Galtis
Penggunaan galtis dapat meringankan kerja tanam jagung sehingga meningkatkan semangat para petani untuk menanam jagung. Dengan teknologi tepat guna ini, generasi muda petani yang belakangan banyak meninggalkan pertanian dan memilih menjadi buruh industri di kota diharapkan mau kembali bertani.
Secara teknis, galtis memang memudahkan kerja petani. Bila dihitung-hitung, penggunaan alat ini menghemat biaya tanam. Dengan cara tradisional, untuk menanam jagung seluas satu hektar diperlukan 7 orang penugal dan diikuti 14 orang pengulur (yang memasukkan benih). Jika petani memanfaatkan galtis, tidak perlu lagi 14 orang pengulur. Ini berarti menghemat 14 orang x Rp20.000= Rp280 ribu.
Penghematan tersebut dapat dialihkan untuk membeli dua unit galtis. Kapasitas kerja galtis adalah 7 hari orang kerja (HOK) per ha per unit. Kapasitas ini dalam satu musim dapat menanam dua hektar. Jadi penghematan yang semula Rp280 ribu dalam semusim bisa menjadi 2 x 2 x Rp280 ribu = Rp1,1 juta.
Sebenarnya galtis tidak hanya dapat digunakan untuk bertanam jagung, tetapi juga membudidayakan tanaman biji-bijian yang lain di tegalan dan sawah. Karena didesain sederhana dan murah, alat ini cocok dengan petani kita yang umumnya bermodal cekak dan kepemilikan lahannya tidak luas. Galtis dapat diproduksi dari bahan-bahan yang banyak di pasaran. 125.000-150.000
Yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan galtis ini adalah ukuran biji yang akan ditanam sebaiknya seragam. Ukuran benih panjang 10 mm, lebar 6 mm, dan tebal 6 mm. Benih yang terlalu besar dapat menyebabkan macet pada lubang tugal sehingga sebaiknya benih dipilah terlebih dahulu.
Ir.Amir Notoyudo, Inovator