Senin, 25 Mei 2009

ATV Tingkatkan Efisiensi dan Produksi Sawit

Sebanyak 10—60 ton TBS per kebun tak terangkut keluar kebun akibat kondisi jalan yang berat dan licin saat musim hujan. Dengan ATV masalah tersebut bisa diatasi.

Di hampir setiap kebun kelapa sawit terdapat jalan yang kondisinya berat untuk dilalui. Panjangnya sekitar 10%—20%. Ketika musim hujan datang, jalan tersebut sulit ditembus kendaraan, seperti truk, traktor, atau mobil bak. Akibatnya, pekebun sawit mengalami kerugian khususnya saat panen tiba. Kebanyakan mereka membiarkan buah sawitnya busuk akibat tak terangkut.

Padahal buah kelapa sawit hanya berkualitas baik bila dalam 24—72 jam usai dipanen segera diproses dalam pabrik kelapa sawit (PKS). Lewat 72 jam, buah sawit tidak dapat menghasilkan minyak sawit (CPO) yang baik. Selain itu, kegiatan melangsir tandan buah segar (TBS) keluar kebun turut menentukan kualitas minyak yang akan diperoleh.

Mengoptimalkan panen

Peningkatan produktivitas merupakan tantangan terkini dalam budidaya kelapa sawit. Hal ini dilatarbelakangi oleh terus meningkatnya biaya produksi, harga sawit yang berfluktuasi, dan pengembangan kelapa sawit yang terus mengarah ke lahan marginal.

Indra Gumay Putra, ketika ditemui AGRINA menjelaskan, sekitar 10—60 ton TBS per kebun tidak dapat terangkut keluar kebun atau tertunda satu dua hari akibat kondisi jalan yang berat dan sulit dilalui kendaraan. “Coba bayangkan, berapa kerugian petani sawit karena TBS tak terangkut. Padahal harga sawit sekarang ini sudah mulai membaik. Belum lagi biaya perawatan jalan,” ujar Indra.

Menurut Indra, dengan kondisi tersebut, sudah bisa dipastikan biaya produksi tinggi. Salah satu langkah untuk menekan biaya produksi adalah mekanisasi. Contohnya, penggunaan kendaraan yang mampu mengoptimalkan panen di areal kebun sawit.  Yaitu, kendaraan yang dapat digunakan semudah mungkin, efisien dan tingkat ketahanan tinggi menembus kesulitan di lahan sawit. “Kendaraan jenis All Terrain Vehicles (ATV) sangat cocok di kebun sawit. ATV tangguh dan mampu melintasi seluruh pelosok kebun,” tandas Asisten Manajer ATV Division Head PT Yamaha Motor Kencana Indonesia itu.

Indra menambahkan, melangsir TBS yang benar juga menentukan besarnya biaya panen. Dengan ATV, petani sawit mampu mengoptimalkan panennya ketika musim hujan datang. Dengan daya angkut 600—2.000 kg per jam, ATV dapat membantu mengangkut hasil panen yang tadinya tidak terangkut. "Selain hemat waktu, hasil panen pun bisa meningkat. Bensinnya pun irit, cuma 1,5—2,5 liter per jam,” terang Indra.

Dengan kemampuannya itu, ATV layak didayagunakan di perkebunan sawit yang kini amat memperhatikan masalah biaya. Biaya irit, hasil panen pun lebih optimal.

Brenda Andriana

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain