Basah dan licin. Jalan rusak dan sulit dilalui. Kondisi seperti itu sering dijumpai di kebun kelapa sawit saat musim hujan tiba. Dengan bodi kompak dan ringan, All Terrain Vehicle (ATV) mampu mengatasi kesulitan tersebut.
Labuhan Batu merupakan kabupaten terbesar di Sumatera Utara yang memiliki lahan kelapa sawit dengan kondisi jalan goyang dombret alias rusak parah. Dan sebagian besar lahan kelapa sawit di wilayah tersebut berupa lahan gambut.
Kebun sawit PT Citra Sawit Mandiri (CSM), milik anak perusahaan PT Tolan Tiga, yang berada di Kecamatan Panai Tengah, Labuhan Batu misalnya. Untuk mencapai kebun CSM ini butuh waktu lama karena kondisi jalan di Labuhan Batu yang rusak parah. Belum lagi bila jalan tanah baru tersiram hujan, perjalanan akan semakin lama. Perlu waktu sedikitnya tiga jam menggunakan mobil dari Medan ke Rantau Prapat lalu menyeberang dengan kapal (boat) selama 15 menit menuju kebun CSM.
Masyarakat setempat menyebut kondisi tanah di Labuhan Batu dengan istilah “tanah sabun”. Artinya, setiap musim hujan tiba, tanah benar-benar licin dan tak dapat ditembus dengan kendaraan. Kondisi tersebut sangat merugikan petani sawit. Untuk itu diperlukan kendaraan yang sangat lincah guna menjangkau seluruh pelosok kebun sawit yang sulit ditempuh.
Efisien dan Dapat Diandalkan
Mengatasi permasalahan tersebut, sejak 6 bulan lalu CSM sudah memanfaatkan ATV untuk membuka jalan menuju kebun sawit. Selain itu ATV juga menjadi sarana pembawa tanah subur ke lokasi penanaman bibit, mengisi tanah ke dalam polibag, mengangkut pupuk dari gudang menuju kebun dan lain-lain.
ATV mampu kerja maksimal di kebun CSM yang luasnya kurang lebih 3.490 ha. Kendaraan ini sanggup membawa sekitar 20.000—30.000 bibit sawit sekali angkut. ATV juga sangat gampang dikendarai sehingga tak perlu waktu lama beradaptasi dalam mengendalikan keandalannya. Dari segi biaya pun, ATV cukup efisien dalam penggunaan bahan bakar. “ATV hanya membutuhkan 2,9—3,2 liter bensin per jam,” kata Erwan Suprasetyo-Field Assistant PT CSM.
Erwan Suprasetyo menjelaskan, medan sesulit apapun bisa ditempuh ATV dan waktu kerja lebih efisien. "Meski curah hujan tinggi, kondisi jalan berlumpur dan licin tak jadi masalah. ATV dengan mudah menembusnya. Kekuatan dan kelincahan ATV sangat bisa diandalkan,” sambung Erwan.
Hal senada diungkapkan Indra Gumay Putra kepada AGRINA di kantornya. Menurutnya, dari segi bisnis setelah menggunakan ATV, pengelola perkebunan bakal merasakan efisiensi dan keuntungan. Kemampuan ATV menembus jalan perkebunan dapat mengurangi kerusakan jalan di kebun. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena biaya perawatan dan operasional kebun ikut berkurang. "Biasanya akibat jalan becek dan sempit, kerja petani sawit tidak maksimal dan waktu yang terbuang cukup banyak," ucap Indra.
Lebih jauh Indra menjelaskan, ATV bukan sebagai pengganti kendaraan yang sudah ada di kebun sawit, tapi melainkan menjadi pelengkap. Dengan ATV, hujan datang bukan halangan bagi petani sawit. “Contohnya, proses produksi di nurseri sawit yang sering terhambat karena areal lahan sulit ditembus kendaraan. ATV dapat membantu mengangkut bibit dari tempat penyemaian menuju kebun dengan menambah bak gandeng di depan atau di belakang. Selain itu, dengan beban tandan buah segar (TBS) penuh di belakangnya, tak akan mengurangi daya angkut ATV,” tandas Supervisor PT Yamaha Motor Kencana Indonesia itu.
Brenda Andriana