Magelang - Pemkab Magelang mengoptimalkan peranan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri di tengah masyarakat untuk pembelajaran bidang agribisnis, kata Bupati Magelang, Singgih Sanyoto.
"Sejak tahun 2001 Kabupaten Magelang menggunakan pesantren sebagai lembaga pendidikan mandiri di masyarakat untuk pembelajaran bidang agribisnis," katanya saat sosialisasi Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) di Ponpes "Ushuluddin" Dusun Bawang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, di Magelang, Kamis.
Sosialisasi LM3 yang diikuti puluhan kalangan pesantren se-eks Keresidenan Kedu itu menghadirkan nara sumber antara lain Kepala Balai Besar Pendidikan dan Latihan Agribisnis Tanaman Pangan dan Tanaman Obat, Malang, Jawa Timur, Maman Surahman, dan salah seorang pengasuh Ponpes Asrama Perguruan Islam, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, K.H. Muhammad Yusuf Chudlori.
Ponpes Ushuluddin yang dipimpin K.H. Muhammad Manshur Chadzik yang semula mengembangkan komoditas agrbinisnis semangka dan cabe, katanya, kini juga telah mengembangkan jagung manis dan tanaman obat.
Ia menyatakan, perlunya perluasan sosialisasi program LM3 terhadap ponpes-ponpes setempat lainnya di daerah itu. "Memang masih banyak pesantren lainnya yang belum mengenal LM3," katanya.
Menurut dia, para santri di ponpes memiliki potensi yang baik terkait pengembangkan agribisnis di masyarakat pada masa mendatang. Hingga saat ini, katanya, di daerah itu masih relatif banyak ponpes yang mengembangkan kegiatan pertanian namun masih secara tradisional dan belum mengenal secara baik budidaya dan manajemen agribisnis.
Pada kesempatan itu Bupati Singgih juga mengatakan, hingga saat ini masih sedikit kelompok tani di daerah itu yang mengembangkan diri menjadi unit usaha agribisnis. Hingga saat ini terdapat 1.720 kelompok tani di Kabupaten Magelang. "Tetapi baru sedikit yang mengembangkan menjadi unit usaha agribisnis," katanya.
Sejumlah persoalan pembangunan pertanian sebagai salah satu bidang unggulan, masih dihadapi pihak pemkab setempat antara lain menyangkut kecilnya usaha tani, rendahnya sumber daya manusia, kelembagaan petani, pembangunan struktur usaha tani, dan rekayasa pertanian.
Ia mengatakan, persoalan makro yang dihadapi pemkab setempat dalam pembangunan pertanian antara lain menyangkut dampak kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan tarif listrik beberapa waktu lalu, masuknya produk asing, serta fluktuasi harga.
Pembangunan bidang pertanian di daerah itu juga membutuhkan modal kerja yang murah dan mudah, serta rekayasa genetika pembenihan.
Upaya peningkatan sumber daya manusia pertanian dan pengembangan agribisnis yang telah lama dilakukan pihak pemkab setempat antara lain melalui kelompok tani dan kelompok usaha tani, kata Bupati Singgih Sanyoto.
Sumber: Antara
Penulis: jodhi
Diambil dari : www.kompas.com