Masalah utama pepaya Indonesia adalah ukurannya terlalu besar dan warnanya kurang menarik. Ada kesan bau burung muncul saat kita memakannya dan sulit penyajiannya.
Buah pepaya bukanlah buah asli Indonesia tetapi berasal dari Amerika Tengah dan daerah Karibia. Namun di Indonesia pepaya menjadi buah yang tersedia sepanjang tahun. Ini menjadikan budidaya pepaya tidak mengenal musim seperti komoditas buah pada umumnya.
Bersesakan dengan varietas yang ada seperti Paris, Jinggo, Dampit, dan Bangkok, muncul beberapa varietas unggulan hasil introduksi, seperti California dan Hawaii. Kedua varietas ini mempunyai ukuran buah relatif kecil bila dibandingkan yang lain.
California Saingi Hawaii
Pepaya California berukuran sedang, bobotnya antara 800 gram hingga 1,2 kg. Bentuk buahnya seperti peluru. Ciri lainnya, daun mempunyai jambul. Rasa pepaya ini manis dan rasa manisnya seperti tertinggal di mulut saat dimakan. Selain itu daging buahnya kenyal dan tebal. Pada saat proses panen, buah yang baru petik bisa langsung dicuci dengan air, sedangkan pepaya jenis lain tidak akan bisa tahan lama jika dicuci. Dengan sistem budidaya intensif, satu tanaman minimal bisa menghasilkan buah sebanyak 25 kg.
Tanaman pepaya California lebih pendek daripada pohon pepaya kebanyakan. Paling tinggi hanya dua meter. Panen sudah dapat dilakukan saat usia pohon 9 bulan dan dalam satu tahun dapat dipanen empat kali.
Varietas unggulan lainnya adalah pepaya Hawaii. Pepaya ini terbilang Solo Type, artinya dapat habis dimakan untuk satu orang. Ukurannya mini dengan bobot hanya setengah kilo, bentuk buahnya bulat. Kulit buah yang telah matang berwarna kuning cerah. Daging buahnya agak tebal, berwarna kuning.
Pepaya Lokal
Pusat Kajian Buah Tropika IPB pun mengeluarkan beberapa varietas unggulan yang mencoba memadukan antara standar internasional dengan selera Indonesia. Antara lain, IPB 1 atau yang lebih dikenal dengan nama Arum. Warna kulitnya hijau terang dengan daging buah jingga kemerahan. Bobot buah 0,63 kg dan tekstur buah agak licin. Bentuk buahnya lonjong dengan panjang buah 14cm dan diameter 10cm.
Varietas lain yang sudah mulai dikomersialkan adalah IPB 3 dengan bobot buah 400-500 gram. Warna kulit buah hijau dan masuk kategori Solo Type. Warna daging buah jingga kemerahan dengan tekstur kulit buah intermediate.
Untuk kategori berukuran sedang, Pusat Kajian Buah Tropika mengeluarkan IPB 9. Varietas ini bentuk buahnnya seperti pepaya California dengan bobot 800 gram hingga 1,2 kg. Semua varietas penemuan lembaga ini persentase bunga berkelamin ganda (hermaprodit) dapat mencapai 60%.
Satu hal positif yang membanggakan kita adalah sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan virus Papaya Ringspot Virus (PRSV) yang dapat menurunkan produksi pepaya sampai 80%. Virus tersebut sudah banyak menyerang pepaya di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina