Akibat terserang ulat bonggol, tanaman bawang merah di Kelurahan Kalinyamat Kulon Kecamatan Marganda, Kota Tegal Jawa Tengah dibiarkan puso oleh pemiliknya, sebab serangan ulat tersebut sulit dikendalikan. Ulat bonggol merupakan jenis hama baru dabn menyerang bagian bawah tanaman atau bonggol bawang merah.
Ketua Kelompok Tani Tri Mulya II Kelurahan Kalinyamat Wetan, Kecamatan Tegal Selatan, Asmawi Azis, Minggu (1/7) mengatakan, ulat bonggol menyerang tanaman bawang merah saat berusia tiga minggu. Itu dialami oleh hampir semua petani di wilayahnya.
Menurut Asmawi, ulat bonggol menyerang bagian bawah tanaman dan bonggol bawang yang mulai besar. Akibatnya, tanaman bawang menjadi kuning kemerah-merahan. Bonggol bawang menjadi kering sehingga tidak dapat tumbuh besar.
Selama ini petani sudah berusaha mengobati tanaman bawang yang terserang ulat tersebut. Namun hasilnya tidak maksimal. Selain itu, biaya yang dikeluarkan sangat besar, Rp 1,5 juta per hektar untuk sekali pengobatan.
Asmawi mengatakan, sulitnya pengobatan terhadap tanaman yang terserang ulat bonggol karena serangan ulat langsung berdampak pada pertumbuhan biji bawang. Selain itu, ulat bonggol merupakan jenis ulat baru, sehingga petani belum mengetahui cara penanganannya.
Menurutnya, selama ini ulat yang biasanya menyerang tanaman bawang merah adalah ulat daun. Jenis ulat tersebut masih dapat dikendalikan, dengan cara memetik daun bawang yang rusak. Munculnya ulat bonggol diduga akibat kesalahan pengolahan tanah. Seharusnya setelah musim panen, tanah dibiarkan dulu selama satu bulan, sebelum kemudian ditanami bawang merah.
Namun, karena pada panen lalu harga bawang naik, petani berusaha segera memanfaatkan kesempatan itu. Mereka segera menanami kembali tanah, tanpa membiarkan kering selama satu bulan. Akibatnya, bakteri dan hewan kecil masih hidup di dalamnya.
Untnuk menghindari kerugian yang lebih besar, petani memilih mempusiokan atau menggagalkan tanaman mereka. Tanaman bawang yang berusia lebih dari satu bulan dicabut semua. Mereka kemudian mengolah kembali tanah tersebut dan menananmi dengan tanaman baru.
Sumber : www.kompas.co.id