Berkat etanol, singkong jadi lahan bisnis yang menjanjikan
Program pengembangan etanol sebagai pengoplos atau pengganti BBM oleh pemerintah, ditangkap Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Perusahaan Modal Asing (PMA) dengan mendirikan pabrik di beberapa daerah. Sedikitnya, kini terdapat tujuh perusahaan PMDN dan PMA yang berniat mengembangkan bioetanol di Lampung, Jabar, Jateng, dan Jatim.
Menyebar di Lampung
Menurut Yordan Bangsaratoe, pengusaha singkong asal Lampung Utara, kini banyak yang ingin membangun pabrik etanol di Lampung. Di antaranya, PT Molindo Raya Industrial yang bekerja sama dengan perusahaan China CAMC Engineering Co Ltd berpatungan mendirikan PT Madusari Lampung Indah di Lampung Timur. Kemudian ada PT Medco Energi Internasional Tbk bersama PT Trada Bioenergy Indonesia yang mendirikan PT Medco Ethanol Lampung di Lampung Utara.
Pemain lainnya adalah CSM Corp Korea yang berencana membangun pabrik di Lampung Timur. Sementara itu, PT Budi Acid Jaya (BAJ), produsen tapioka yang memiliki 34 pabrik di Lampung, juga mulai melirik bisnis etanol. Saat ini, mereka tengah mencari sumber permodalan untuk mendirikan pabrik etanol.
BAJ yang terletak di Ketapang, Lampung Utara itu, saat ini baru memproduksi tapioka 600—700 ton/hari dari kapasitas terpasangnya sebanyak 800 ton/hari. Lampung memang salah satu provinsi yang potensial dalam pengembangan etanol. Tahun lalu, dari lahan seluas 287.243 ha dihasilkan 5,5 juta ton ubi kayu.
Jabar Tangkap Peluang
Jawa Barat adalah provinsi lain yang tengah bersiap menangkap peluang usaha bahan bakar nabati berbahan baku singkong. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar tengah mengupayakan penyediaan 100.000 ha lahan singkong untuk mendukung rencana pembangunan pabrik bioetanol di Sumedang. Tahun ini, LBL Network Ltd, investor asal Korea, berencana membangun pabrik bioetanol berbahan baku singkong di kabupaten tersebut.
“Investor menawarkan lokasi pembangunan pabrik pada empat Pemda, yaitu Kuningan, Subang, Sumedang, dan Indramayu, tetapi Pemda Sumedang yang menyanggupi penyediaan lahan untuk pembangunan pabrik berbahan baku singkong itu,” kata Agus Kordiat, Kepala Seksi Palawija Distan, Jabar. Sampai sekarang baru tersedia sekitar 50.000 ha lahan yang biasa dikelola petani. Sisanya, lanjut Agus, lagi akan ditanam di lahan PT Perum Perhutani Unit III dan PTPN VIII.
PTPN VIII pun menggandeng ICMI dan PT Medco Energy untuk mngembangkan singkong dan membangun pabrik bioetanol di Pamengpeuk, Garut. Rencananya, Oktober mendatang, penanaman akan dilakukan oleh petani mitra.
PT Medco Energi membangun pabrik bioetanol berkapasitas 30.000 kiloliter/tahun. Jika sukses, Medco berencana membangun satu pabrik lagi di daerah Sukabumi karena program ini akan diperluas ke Tasikmalaya, Ciamis, dan Cianjur Selatan.
Enny Purbani T., Yan Suhendar, Muhanda.