Dibandingkan dengan beberapa negara di Asia yang lain – seperti India, Malaysia, Singapura, Filippina, Thailand, Vietnam dan China - pada tahun 2006 tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia menempati urutan terakhir atau sebesar 7,7 literper kapita. Meski mengalami kenakan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,8 liter per kapita, namun angka ini tentu masih tergolong rendah apalagi kalau mau melihat Vietnam yang berada satu tingkat di atasnya sebesar 8,5 liter per kapita, Malaysia 25 liter per kapita, dan Singapura 20,8 liter per kapita.
Demi meningkatkan konsumsi susu di tanah air dan mengatasi ketertinggalan tersebut, maka dibutuhkan dukungan dari semua pihak agar penduduk yang berjumlah tak kurang dari 200 juta orang di negara ini bisa menikmati susu dan merasakan manfaatnya secara optimal.
Konsumsi susu merupakan hal yang penting bagi setiap orang dari berbagai lapisan usia. Selain untuk mendukung tercukupinya kebutuhan tubuh akan gizi, alasan lain mengapa minuman ini demikian bisa memberikan energi bagit tubuh.
“Kalau misalkan saja kita minum satu gelas susu, itu kita mendapatkan energi kira-kira 140 kalori dan proteinnya 6 gram. Nah tergantung mau minum berapa. Kalau sekarang ada orang dewasa beratnya 50 kg – orang itu memerlukan setiap kilonya sekitar 30 kalori – jadi kira-kira dia butuh 1.500 kalori. Itu kalau orangnya tidak bekerja berat, kalau orangnya bekerja berat mungkin sampai 40 kalori, berarti sampai 2.000. Untuk takarannya sendiri kita per satuan pengenceran, biasanya per 100 cc. Jadi per 100 cc itu kira-kira nilainya antara 70 – 80 kalori dan proteinya sekitar 3,5 gram. Itu yang kita anggap sebagai standar choice karea kita anggap mirip susu ibu dalam jumlah kalori per 100 cc-nya. Tentu kita bisa saja membuat lebih padat tapi tentu tidak menguntungkan karena di dalamnya mineralnya menjadi terlalu tinggi, nah itu nanti membebani ginjal,” ujar dr. Benny Soegiarto, MPH, dokter gizi dari Akademi Gizi Surabaya.
Kebutuhan Tiap Usia
Untuk bayi, susu merupakan asupan yang wajib karena susu merupakan satu-satunya sumber makanan baginya. Dari, idealnya lagi setiap bayi harus diberi ASI karena kandungan gizi di dalamnya sudah sedemikian komplet sehingga dapat memenuhi kebuthan bayi tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi bukan berarti golongan usia yang lain tidak perlu mengonsumsi susu karena pada setiap tingkat usia susu memiliki peruntukan yang berbeda. Untuk anak-anak balita, kalsium pada susu baik utnuk mendukung pertumbuhan tulang, proteinnya utnuk pertumbuhan otak dan jaringan tubuh, dan anak-anak yang belum mampu mengunyah dengan baik, mengonsumsi susu menjadi cara untuk tetap memenuhi kecukupan akan gizi karena gizi dalam susu lebih mudah diserap oleh tubuh.
Untuk anak usia sekolah, selain kalsium untuk pertumbuhan tulang, kandungan gizi lain dalam susu baik untuk melengkapi gizi yang seimbang. Untuk remaja susu baik untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, pada orang dewasa utnuk kepadatan tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis, dan untuk lansia susu bisa berperan utnuk mengganti massa tulang yang hilang.
Menyangkut peran susu pada berbagai golongan usia tersebut Benny mengatakan bahwa fungsi susu untuk setiap orang pada prinsipnya sama, kadang kala pola makan orang – yang umumnya sebanyak 3 kali dalam sehari – belum mengakomodasi kebutuhan tubuh akan zat-zat penting. Oleh karena itu dibutuhkan entry point baru dalam bentuk snack, salah satunya adalah susu.
“Pada anak-anak misalkan saja ketika ibunya sudah selesai menyusui pada usia di atas 2 tahun, makan padatnya belum bisa masuk semua protein, maka dia menjadi salah satu bentuk input protein yang berbentuk cair. Pada yang sudah sepuh, sudah 70 tahun itu juga sebagai alternatif, nah itu menjadi sumber energi dan protein yang bagus. Sekarang kan sudah ditampungi kalsium agar tidak terjadi asteoporosis, jadi kembali perannya anti disesuaikan,” tandas Benny.
Edukasi
Berangkat dari pentingnya manfaat susu bagi manusia dan rendahnya konsumsi susu di Indonesia, beberapa industri yang terkait mencoba untuk ikut serta mengampanyekan pentingnya susu bagi tubuh.
PT Greenfield Indonesia misalnya yang pada tahun 1997 meresmikan pabrik pengolahan susu sekaligus peternakan sapi perahnya yang berada di lokasi yang sama di Gunung Kawi, Jawa Timur menyusul keprihatinan akan rendahnya konsumsi susu di Indonesia.
“Keterbatasan pengetahuan dan ekonomi pada masyarkat menjadi berrier utama dalam menyadari pentingnya pola hidup sehat, yang salah satunya adalah kesadaran akan pentingnya mengonsumsi susu sebagai sumber gizi sempurna. Akibatnya bagi masyarakat yang tidak mampu, susu masih merupakan kebuthan terakhir karena dianggap”tidak penting, mahal dan tidak enak,” dan sekalipun bagi masyarakat yang mampumembeli susu dan mengerti pentingnya susu, frekuensi konsumsinya masih sangat rendah dan adanya persepsi bahwa “susu hanya untuk anak-anak. Hal inilah yang menyebabkan tingkat konsumsi di Indonesia masih sangat rendah dibadningkan dengan beberapa negara di asia,” ujar Regina Purba, Product Manager – Dairy PT Greenfields Indonesia.
Melalui kegiatan sampling (memberikan susu gratis) di sekolah-sekolah, PT Greenfields Indonesia mempromosikan pentingnya minum susu bagi kesehatan, disamping juga mendukung program Kampanye Minum Susu yang sudah bertahun-tahun diselenggarakan oleh pihak Tetra Pak Indonesia, dan dalam komunikasi melalui iklan di media.
Hal serupa dilakukan pula oleh PT Ultra Jaya yang dalam pembagian susu gratis ke sekolah-sekolah juga memberikan edukasi seputar manfaat susu hingga kemasannya.
“Ini sudah berjalan sejak tahun 1980-an. Jadi kita berikan ke sekolah-sekolah seperti SD secara gratis. Edukasinya pun ada, caranya kalau minum susu itu minum di kelas bersama dengan guru, enggak boleh dibawa pulang. Kemudian bagaimana bungkus susu itu dibuang, dibakar dan sebagainya, kemudian dijelaskan manfaat susu, ada brosur ada macam-macam seperti leaflet,” tutur Direktur PT Ultra Jaya Iskandar
Sumber : Harian KOMPAS
Konsumsi Susu Perkapita dalam liter/tahun 2004 2005 2006 India 43.7 44.2 44.9 Indonesia 5.8 6.8 7.7 Malaysia 25.3 25 25 Singapura 19.9 20.3 20.8 Filippina 11.7 11.3 11 Thailand 23.6 24.9 25.1 Vietnam 6.4 7.6 8.5 China 8.5 10.9 13.2
Sumber : Internal data, tetra pack