Jumat, 8 Juni 2007

Asumsi Laju PDB Diturunkan

Jakarta – Pemerintah dan komisi XI DPR sepakat menurunkan kisaran asumsi laju pertumbuhan ekonomi (produk domistik bruto), inflasi dan suku bunga sertifikat Bank Indonesisa (SBI) tiga bulan untukAPBN 2008 lebih rendah dari sasaran semula.

Komisi XI menilai asumsi laju PDB 6,6% - 7,0% yang tiajukan pemerintah terlalu ambisius. Rapat internal komisi XI mengoreksi kisaran itu jadi 6,5% - 6,9% dan pemerintah setuju – dengan nota keberatan dari F-PDIP yang menilai laju PDB 6,2 % lebih realistis.

Berlanjut dari kompromi itu, pemerintah dan DPR sepakat mengoreksi asumsi tingkat inflasi dan suku bunga SBI tiga bulan. Meski diakui, tak ada argumentasi akademis apapun di balik kisaran laju PDB di APBN 2008 yang diajukan DPR (lihat tabel).

“Ini memang angka politis. Ini keputusan politis,” kata Harry Azhar Aziez (F-PG) dalam rapat kerja komisi XI dengan Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Badan Perncanaan Pembangunan Nasional, dan Badan Pusat Statistik, di Jakarta.

Dalam rapat itu pemerintah dan DPR juga menyepakati penyertaan target penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di APBN 2008. Rinciannya diserahkan ke Panitia Anggaran dengan mempertimbangkan penurunan laju PDB.

Namun, kesepakatan menurunkan kisaran asumsi laju PDB itu, berikut inflasi dan nilai tukar tetap lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia. “Kami punya jarak yang sehat BI,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Yang pasti, sambung dia tidak ada masalah dengan penurunan asumsi laju PDB di APBN 2008. Pemerintah dapat menerima keputusan politik tersebut dan tetap konsisten mencapai sasaran makro yang sudah ditetapkan.

Tunggu SK Menkeu

Namun, agak berbeda dengan Menkeu, Deputi Senior Gubernur BI, Miranda S. Goeltom yang hadir dalam rapat tersebut menyatakan dalam mengubah target inflasi, bank sentral menunggu keputusan menkeu tentang arah target inflasi 2007 – 2009 yang masih dalam proses review.

Dan lagi, sambung Miranda target inflasi 5%+ 1  yang dipakai sekarang tetap menjangkau (overlap) kisaran 5,5%-6,5 % seperti disepakati pemerintah – DPR. Akan halnya menubah sasaran suku bunga SBI tiga bulan, “Kami pikir-pikir dulu,”katanya.

Jawaban tersebut kontan menuai reaksi dari forum. Para legislator mendesak agar BI ikut tunduk kesepakatan rapat. Mereka berpandangan, BI tidak bisa mengesampingkan keputusan politik Komisi XI-pemerintah hanya karena sifat independensi Bank Sentral.

Drajad H. Wibowo (F-PAN), yang sepanjang sejarah rapat-rapat di Komisi XI tidak biasa berlawanan pendapat dengan BI, bahkan sampai memebritahu Miranda bahwa posisi Kep-Menkeu tidak lebih tinggi ketimbang UU APBN.

“Andai dari kisaran inflasi 5,5% - 6,5% yang kita tetapkan sekarang, lalu rapat panitia anggaran menetapkan inflasi 6,5%, apa BI akan mengubah target inflasi 5+ 1 %?” desak Drajad kepada Miranda.

Terkait dengan nilai tukar, Miranda mengungkapkan, BI tidak mempersoalkan perbedaan nilai tukar yang diajukan oleh pemerintah di level Rp. 9.100 – Rp. 9.300 dibandingkan kisaran yang diberikan BI yaitu Rp. 9.000 – Rp. 9.300.

Menurut dia Perbedaan itu dinilai tidak signifikan karena terdapat overlapping pada angka-angka tersebut.

 

Sumber : Bisnis Indonesia

 

 

 

Kisaran Asumsi Makro APBN 2008

Indikator 

 Pemerintah 

 Bank Sentral 

 Putusan

Pertumbuhan ekonomi (%)

6,6 – 7,0 

6,2 – 6,8

6,5 – 6,9

Inflasi (%)

6,0 – 6,5

5+ 1

5,5 – 6,5

Nilai Tukar (Rp/US $)

9.100 – 9.400

9.000 – 9.300

9.100 – 9.400

SBI 3 bulan (%)

7,5 – 8,0

7,5 – 8,0

7,0 – 8,0

Harga minyak (US$/barel)

57 – 60

 

57 – 60

Produksi minyak (juta bph)

1.034 – 1.040

 

1.034*

Sumber : Rapat Komisi XI dan Komisi VII DPR
* Tanpa penggunaan sendiri (own used) + 50 bph

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain