Jakarta - Perum bulog bersiap-siap utnuk melakukan penyerapan gabah atau beras dalam negeri pada musim panen gadu (kedua) Juni hingga September 2007 guna memenuhi kekurangan pengadaan sekitar 576.000 ton dari target 1,54 juta ton.
Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Departemen Pertanian untuk memngetahui kira-kira berapa besaran panen gadu yang bisa diserap Bulog. “Mengingat musim panen pertama telah usai, kami sedang mempersiapkan penyerapan gabah dan beras petani untuk panen gadu (kedua) Juni hingga September,” kata Mustafa dalam jumpa persnya di Jakarta, pekan lalu.
Mustafa mengaku optimis pengadaan beras dalam negeri sebanyak 1,54 juta ton bakal terpenuhi, pasalnya target Mei sebanyak 900.000 ton telah terlewati. Hinga akhir Mei serapan beras yang telah dikontrak Bulog mencapai 963.360 ton.
Dengan terpenuhinya target pengadaan Mei, Bulog meningkatkan prognosis penyerapan menjadi 1.06 juta ton. “Penyerapan telah terlewati (target), sehingga sejumlah divre meningkatkan pronosisnya,” ujarnya.
Dia menjelaskan dari kontrak penyerapan yang ditandatangai itu kini sebanyak 875.716 ton telah masuk gudang, sementara sisanya masih dalam proses panen raya di tingkat mitra dan kelompok tani.
Dalam kesempatan itu, Mustafa mengakui, pengadaan gabah atau beras yang dilakukan bulog lebih didominasi pembelian beras dari mitra jika dibandingkan dengan gabah petani.
Kondisi tersebut, menurut dia, dikarenakan selama ini petani lebih banyak berhubungan dan terikat dengan mitra kerjanya, sehingga hasil panen pada umumnya sudah dibeli mitra. “Konstelasi yang terjadi di lapangan memang sudah seperti itu dan kondisi itu terjadi hingga saat ini,” katanya.
Kendati sulit diubah, dia menyatakan Bulog akan terus berusaha agar satuan petugas (Satgas) di lapangan meningkatkan pembelian gabah petani sesuai dengan permintaan dari pimpinan komisi IV DPR.
Hal serupa disampaikan Direktur Operasional Perum Bulog Bambang Prasetyo. Dia menjelaskan kondisi di lapangan yang selama ini menggunakan sistem tebasan oleh penggilingan, menyebabkan penyerapan lebih banyak beras.
Tapi dengan sistem tebasan itu, akan menghidupkan penggilingan menegah ke bawah. “Sebab akan ada margin dari proses gabah menjadi beras tersebut,” kata Bambang.
Sumber : Harian Bisnis Indonesia
Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras Perum Bulug Mei (ton) |
||||
Jenis |
Jumlah |
Total |
||
Jawa |
Luar Jawa |
|||
Gabah Beras Total setara Beras |
||||
148.994 574.144 668.755 |
42.946 179.690 206.960 |
191.940 753.834 875.715 |
Sumber : Bulog Mei 2007