Sebelum tanam, pilih varietas yang cocok dengan kondisi lahan dan tujuan pasar. Keberhasilan usaha tani tomat, salah satunya ditentukan oleh penggunaan benih. Benih tomat dalam kemasan yang beredar di pasaran lebih dari 20 varietas. Sebagian besar varietas tersebut termasuk kelompok hibrida turunan pertama (F1). Artinya, benih siap tanam itu merupakan hasil persilangan dari tanaman induk yang memiliki sifat-sifat unggul. Alhasil, keturunan pertamanya itu membawa sifat-sifat unggul sang induk. Paling tidak, dibandingkan jenis lokal, umur panen varietas hibrida lebih cepat dan potensi hasilnya lebih tinggi. Bahkan baru-baru ini, nun jauh di sana, para peneliti tomat di Italia sudah menghasilkan jenis tomat yang tahan kekeringan. Konon, untuk memproduksi 1 kg tomat yang satu ini hanya perlu air 15 liter. Sementara jenis tomat yang ada sekarang rata-rata butuh 70 liter. Namun, bukan berarti varietas tomat hibrida tidak mempunyai kelemahan. Setelah ditanam dan berbuah, bijinya kurang bagus bila dijadikan benih. Soalnya, sifat-sifat benih keturunan kedua ini akan kembali seperti salah satu induknya. Ini berarti, untuk kembali menanam pada periode-periode berikutnya, Anda mesti membeli benih baru. Agar keunggulan dari varietas hibrida itu muncul, cara menanamnya harus dilakukan intensif, sesuai rekomendasi produsen benihnya. Hal lain yang mesti diperhatikan adalah topografi lahan. Sebab, ada varietas yang cocok ditanam di pegunungan, ada pula yang hanya bisa tumbuh baik di dataran rendah. Contoh varietas untuk dataran tinggi, yaitu Warani, Marta, Dona, dan Geulis. Sedangkan untuk dataran rendah (pesawahan) di antaranya Permata, Lentana, Bravo, dan Fluto. Di samping itu, hal penting yang harus dipertimbangkan adalah tujuan pasar. Berhubung permintaan buah tomat saat ini lebih banyak untuk konsumsi, konsumen cenderung memilih tomat berukuran sedang. “Tomat yang diminati konsumen berukuran 10—12 buah/kg,” ucap H. Atep, petani tomat di Ciwidey, Bandung. Pun begitu, yang berbobot 7—8 buah/kg tetap laku, terutama di pasar swalayan. Di luar itu, menurut Wawan Darmawan, petani tomat di Pasirwangi-Garut, jarak tempuh dari kebun ke pasar juga jadi pertimbangan. Oleh sebab itu, kualitas tomat yang tahan lama lebih banyak dipilih petani. “Banyak petani yang memilih Marta dan Warani lantaran tahan lama sehingga bisa dikirim antarpulau,” tandasnya. Varietas Tomat Unggul Varietas Umur Panen Hasil Rekomendasi Produsen (HST) (Ton/Ha) (Dataran) Warani F1 70—80 50—75 Tinggi Cap Panah Merah Montera F1 100 70—85 Menengah—Tinggi Cap Panah Merah Marta F1 80 60—80 Tinggi Cap Panah Merah Sakura F1 85 60—80 Menengah—Tinggi Cap Panah Merah Safira F1 70—80 70—80 Tinggi Cap Panah Merah Arthaloka F1 105—108 60—80 Tinggi Cap Panah Merah Lentana F1 60—70 70—80 Rendah—Menengah Cap Panah Merah Monica F1 70—80 60—80 Rendah Cap Panah Merah Regina F1 79—85 60—80 Rendah Cap Panah Merah Permata F1 70—80 50—70 Rendah Cap Panah Merah Ratna EWS 68—70 50—70 Rendah Cap Panah Merah Donna F1 + 60 4—5 kg/tan. Tinggi Cap Kapal Terbang Geulis F1 + 70 4,5—5,5 kg/tan. Tinggi Cap Kapal Terbang Bravo F1 + 70 5—6 kg/tan. Rendah Cap Kapal Terbang Glory F1 + 60 3—5 kg/tan. Rendah—Tinggi Cap Kapal Terbang Fluto F1 + 55 3—3,5 kg/tan. Rendah—Tinggi Cap Kapal Terbang Idola 819 F1 + 70 5—6 kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang Spirit F1 + 70 3—3,5 kg/tan. Rendah—Tinggi Cap Kapal Terbang Cosmonot F1 + 85 3—3,5 kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang Koloni 1054 F1 + 85 3—3,2 kg/tan. Tinggi Cap Kapal Terbang Gress 1666 F1 + 89 3,5—4 kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang HST = hari setelah tanam Sumber: PT East West Seed Indonesia, PT Tanindo Subur Prima