Selasa, 1 Mei 2007

Himpun Untung Dari Kakilima Sampai Waralaba

Usaha ayam goreng maupun ayam bakar akan terus berkembang. Tidak akan berhenti, selama orang membutuhkan makanan.

 

Perkembangan usaha ayam goreng maupun ayam panggang (bakar) cukup banyak di Indonesia. Berskala kakilima sampai waralaba. Beberapa cukup berhasil mengembangkan sayap, bahkan melakukan perluasan cukup agresif. Sebut saja, Ayam Goreng Fatmawati, Ayam Goreng Mbok Berek, Ayam Goreng Suharti, Ayam Bakar Ganthari, Ayam Bakar Mas Mono, dan Ayam Goreng Brebes. Dan masih banyak lagi nama lain yang bertebaran di negeri ini.

Pada dasarnya, memang orang Indonesia itu lebih menggemari daging ayam ketimbang daging ternak lain. Soalnya, harga daging ayam lebih murah ketimbang jenis daging lainnya dan bergizi tinggi. Selain itu, daging ayam mudah diperoleh dan diterima semua lapisan masyarakat.

Menurut Johan Wahyudi, Direktur Utama PT Ayam Goreng Fatmawati Indonesia (AGFI), landasan itu merupakan alasan mengapa banyak orang yang menekuni bisnis ayam olahan tersebut. “Perkembangan bisnis ayam goreng dan ayam bakar terkait erat dengan bisnis makanan secara umum, sehingga perkembangannya akan terus semakin besar. Tidak akan berhenti, selama orang masih membutuhkan makanan,” paparnya.

Hal senada diutarakan Elies Lestari Setiawan, Corporate Secretary  PT Sierad Produce Tbk., salah satu pemasok daging ayam, “Khususnya di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), tren perkembangan resto ayam lokal semakin booming, mereka tumbuh di mana-mana. Hal ini tentu merupakan peluang pasar bagi kita, sebagai pemasok bahan baku.” Menu yang ditawarkannya juga, lanjut dia, terjangkau masyarakat menengah bawah. “Hal itu yang membuat usaha tersebut kompetitif dan membentuk segmen pasar tersendiri,” jelasnya.

Di luar Jabodetabek, bisnis ayam goreng atau ayam bakar, juga berkembang. “Pertumbuhan bisnis ayam goreng dan ayam bakar di Solo cukup mengesankan. Dari 50 pedagang ayam goreng dan ayam bakar kakilima (PKL) pada 1998, kini meningkat menjadi 125 pedagang,” tandas Dwi Susetyo, Kasi Bidang Pembinaan dan Penataan PKL, Dinas PKL Solo, Jateng.

 

Modal Sendiri atau Waralaba

Secara umum, menurut Johan, tren bisnis ayam goreng dan ayam bakar mengalami peningkatan. Pasalnya, pangsa pasarnya masih sangat luas dan terbuka lebar. Oleh sebab itu, pemain di bisnis tersebut terus melakukan pengembangan usaha. Ada yang dari modal sendiri, ada pula yang menggunakan sistem waralaba.

 

 

Lebih jauh mengenai bisnis ayam kakilima ini bisa Anda baca di Tabloid Agrina versi Cetak volume 2 Edisi No. 52 pada halaman 1 dan 2  yang terbit pada Rabu, 2 Mei 2007.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain