Gurihnya Bisnis Ayam Kakilima
Jualan boleh di kakilima, tapi jangan salah. Omzetnya bisa puluhan juta rupiah.
Itulah yang dialami Atik Triani, seorang wirausaha ayam goreng tepung kaki lima yang mangkal di kawasan Sukasari, Bogor, Jawa Barat. Walaupun kelasnya kakilima, penghasilan ibu satu anak hampir menyamai gaji seorang manajer kelas menengah di Jakarta. Hal lain yang paling membanggakan dari perempuan asal Madiun, Jatim, ini, ia bisa mandiri dan memberi peluang pekerjaan bagi empat pegawainya.
Omzet Rp45 Juta/Bulan
Untuk dua gerainya, dalam sehari Atik membutuhkan 50 ayam berukuran 1,1—1,2 kg/ekor. Satu ekor ayam dibagi menjadi 13 bagian, yaitu 4 potong dada, 4 potong paha, 2 potong sayap, dan potong 3 punggung. Setelah dibumbui dan digoreng, ayam goreng tepung bagian dada atau paha dijual dengan harga Rp2.500/potong, sayap Rp2.000/potong, sedangkan punggung dihargai Rp1.000/potong.
Jadi, dari seekor ayam Atik memperoleh Rp27.000 atau total Rp1.350.000/hari sehingga perputaran uang bisnis ayam goreng tepungnya mencapai Rp40,5 juta/bulan. Ini belum termasuk order pesanan ayam goreng yang rata-rata mencapai 50 potong/hari atau 1.500 potong/bulan dengan nilai transaksi mencapai Rp3 juta/bulan.
Lebih jauh mengenai bisnis ayam kakilima ini bisa Anda baca di Tabloid Agrina versi Cetak volume 2 Edisi No. 52 pada halaman 6 yang terbit pada Rabu, 2 Mei 2007.