Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendesak masyarakat untuk mengurangi semaksimal mungkin tingkat konsumsi buah-buahan serta berbagai produk pertanian luar negeri, agar produk lokal bisa menjadi 'tuan rumah' di negaranya sendiri. "Saya minta masyarakat untuk tidak menggemari buah impor," kata Presiden kepada pers, seusai meninjau perkebunan durian Warso Farm, di Desa Cipaku, Sukabumi, Jabar, Minggu (15/4).
Pada acara kunjungan ini, Yudhoyono yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta putra bungsunya Eddhie Baskoro melihat-lihat perkebunan seluas 28 ha yang mengembangkan 18 varietas durian. Perkebunan ini dikelola oleh seorang purnawirawan TNI-AD, Kolonel Purnawirawan Soewarso.
Kepala Negara yang melakukan jumpa pers di tengah-tengah kebun durian tersebut mengatakan kunci keberhasilan pengembangan sektor pertanian yang tidak hanya mencakup produksi beras, tapi juga kacang kedele, serta daging sapi adalah kegiatan penelitian dan pengembangan (R and D).
Dalam kunjungan yang tidak diikuti satu menteri atau pejabat tinggi itu Yudhoyono mengatakan banyak negara yang berhasil mengembangkan sektor pertanian akibat keberhasilan mereka mengembangkan litbang. Pengembangan sektor pertanian di tanah air sangat diperlukan, karena penduduk Indonesia yang sekarang sudah berkisar 220 juta jiwa akan terus bertambah.
"Karena itu, upaya meningkatkan produksi pangan harus dilakukan secara sungguh-sungguh," kata Yudhoyono. Dengan terus meningkatkan produksi pangan, pemerintah berharap tingkat kecukupan pangan bagi masyarakat akan bisa tercapai.
"Saya ingin hasil-hasil pertanian kita menjadi `tuan rumah` di negaranya sendiri," tambahnya. Di sela-sela kunjungannya ke perkebunan duria ini, tanpa ragu Yudhoyono mencicipi durian.
"Hati-hati Pak," kata wartawan ketika melihat Presiden mencicipi buah tersebut. Namun sambil tersenyum Presiden mengomentari gurauan wartawan dengan mengatakan, "Tenang saja ada empat dokter di sini."
Di sekitar Kepala Negara, memang terdapat beberapa dokter kepresidenan yang selama 24 jam terus-menerus memantau kesehatan Presiden dan keluarganya.
Setelah mendengar canda wartawan, Kepala Negara berujar "Sekarang saya mau mengetes para wartawan. Ini angka berapa", ucap Presiden sembari mengacungkan jari telunjuknya.
Saat menerima Kepala Negara, pemilik perkebunan, Warso hanya mengenakan celana pendek dengan kaus berwarna hijau khas tentara.