"Berapapun hasil produksi biji jarak dan minyak jarak akan terserap, sudah ada pasarnya," kata Presiden Yudhoyono di sela pencanangan Desa Mandiri Energi (DME) di Desa Tanjung Harjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hari ini.
Penjelasan itu disampaikan Presiden kepada salah seorang peserta dialog yang merasa khawatir hasil panen biji jarak tidak laku.
Desa Tanjung Harjo merupakan proyek percontohan pengembangan budidaya jarak dengan pola kelompok tani maupun perorangan. Di sini berdiri pabrik pengolahan minyak jarak berkapasitas tiga juta ton biji jarak per hari.
Presiden menjelaskan saat ini PT (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) bekerja sama dengan Kabupaten Grobogan dan telah mampu menyerap tiga ton biji jarak per hari.
Kesiapan menyerap hasil biji jarak dikonfirmasi Presiden langsung kepada Dirut Pertamina Ari H. Sumarno, dan Dirut PT RNI Rama Prihandana.
Presiden menjelaskan informasi yang diperoleh dari pembeli harga Rp700 per kilogram sudah lebih baik dibanding akhir 2006 yang masih berada pada harga Rp500 per kg.
Untuk mengembangkan program konversi penggunan minyak bumi ke BBN, Presiden menjelaskan setidaknya ada
Ketiga, ketersediaan mesin produksi pengolahan biji jarak, keempat pembangunan prasarana jalan, irigasi tanaman jarak, dan kelima ketersediaan pasar yang menyerap hasil produksi.
Sumber: ANTARA