Benih-benih impor tersebut mayoritas akan didatangkan dari sejumlah negara penghasil padi hibrida, a.l.
Menurut dia, kebutuhan benih padi terpaksa dicukupi dengan mengimpor benih hibrida karena kapasitas produksi bibit di dalam negeri terbatas. "Apalagi perluasan 200.000 ha, kebutuhan bibitnya 3.000 ton, sedangkan pasok dalam negeri hanya 2.000 ton," katanya kepada Bisnis kemarin.
Impor itu merupakan realisasi MoU kerja sama Indonesia-China yang penandatanganannya disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dari
Saat ini, tujuh perusahaan terjun di bisnis benih padi hibrida yaitu PT DuPont Indonesia, PT Bayer Indonesia, Tanindo Subur Prima, PT Syngenta Indonesia, PT Karya Beras Mandiri, PT Sang Hyang Seri dan PT Sumber Alam Sutra yang berafiliasi dengan grup Artha Graha.
Selain itu, pemerintah juga akan memanfaatkan lahan gambut. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan akan mengeluarkan inpres mengenai pengembangan lahan gambut yang akan menyedot dana Rp9 triliun untuk empat tahun (2007-2010).
Sumber: Pustaka Agro