Jakarta, Kompas- Departemen Pertanian membatalkan rencana menaikkan harga eceran pupuk bersubsidi yang sedianya akan diberlakukan 1 Januari 2007. Pembatalan itu setidaknya sampai musim tanam berikut. Pemerintah mengakui beban petani sudah cukup berat. Jika harga pupuk naik lagi, bebannya makin berat.
“Waktu diklarifikasi, kita memang ingin meringankan beban petani. Jadi lebih baik kita mencarikan jalan keluarnyadan kalau perlu, kita menaikkan subsidinya,” ujar Menteri Pertanian Anton Apriyantono menjawab pers.
Menurut Anton, masalah pupuk tidak dibicarakan dalam rapat. “Pemerintah belum pernah membahasnya, yang kemarin itu hanya alternatifnya, katanya. Ia mengakui kalau pupuk masih kekurangan pasoan terus, nantinya akan terjadi kenaikkan. “ Akan tetapi, sudah ada konfirmasi, kita akan berusaha meringankan beban petani sehingga (harga pupuk) tidak kita naikkan sampai musim tanam berikutnya, ujar Anton.
Petani lada Menolak
Asosiasi Masyarakat Lada Putih Indoensia (Amlapi) meminta pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga pupuk agar tidak memberatkan petani. Pemerintah diminta melakukan kajian langsung ke lapangan agar paham realitas beban petani.
Penolakan kenaikan harga pupuk juga diutarakan petani. Syaiful, petani lada di Pangkalan Baru, Bangka Tengah, mengatakan, sebelum ada rencana kenaikan, harga pupuk di Bangka sudah lebih tinggi Rp 300 hingga Rp 600 dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan.
Anggota komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima menilai kenaikan harga pupuk akan melemahkan possi petani sehingga gagal tanam dan ujungnya gagal target swasembada pangan serta memberi peluang dilakukannya proyek impor beras lagi.
Sumber: Kompas