Pasar Induk Kramatjati (PIK) sudah menjadi acuan pasokan sayuran dan buah-buahan secara nasional. Soalnya, pasokan terbesar komoditas hortikultura tersebut, selama ini memang banyak ke PIK. Jenis utamanya meliputi cabai, bawang merah, kentang, tomat, kubis, mangga, jeruk, melon, semangka, pisang, nenas, dan pepaya.
Berdasar data yang disodorkan Muchjidin Rachmat, Direktur Tanaman Sayuran & Biofarmaka, Ditjen Hortikultura, Deptan, pasokan bawang merah ke PIK berkisar 51—214 ton, cabai 140—296 ton, kentang 96—205 ton, tomat 65—153 ton, dan kubis 67—130 ton per hari.
Sementara Haminton Siagian, Asisten Hukum dan Perencanaan PIK, menyebutkan, rata-rata jumlah pasokan sayur-mayur ke pasar tersebut sekitar 1.100—1.400 ton, buah-buahan 1.200—1.500 ton, dan umbi-umbian berkisar 90—120 ton per hari.
Dari Daerah
Menurut Achmad Wafiq, pedagang jeruk pamelo (jeruk bali) dan mangga, nilai uang yang berputar di PIK bisa dihitung. Jika volume pasokan barang sekitar 3.000—4.000 ton/hari dengan harga komoditas rata-rata Rp4.000/kg, maka nilai uang yang berputar di PIK tak kurang dari Rp15 miliar/hari.
Perputaran yang besar ini berasal dari pasokan sayuran dan buah dari daerah-daerah sentra produksi. Misalnya bawang merah dari Brebes, kubis dan kentang dari Pangalengan, dan cabai dari Rembang, Wates, dan Sukabumi.
Sedangkan mangga dari Madiun, Ponorogo, Situbondo, Jepara, Indramayu, dan Kudus. Melon dipasok dari Ngawi dan Sragen. Jeruk siem dari Jember, Banyuwangi, Kalbar, dan jeruk keprok dari Berastagi. Sementara nenas dari Lampung dan pepaya dari Sumsel.
Sejumlah komoditas hortikultura itu dikirim ke PIK setiap hari. Begitu sayuran dan buah tiba, langsung diserbu pedagang-pedagang kecil untuk dijual kembali di pasar-pasar yang tersebar di berbagai kota. Namun, menurut Setyo Margono, Ketua Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) PIK, peran PIK belum optimal sesuai dengan tujuan pembangunan sebagai sentralisasi pasar buah dan sayuran.
Pasalnya, pasokan sayuran dan buah dari daerah masih bisa langsung ke pasar-pasar tradisonal. “Apa fungsinya PIK jika pasokan tidak bisa dikendalikan. Hal ini berdampak pada harga yang berfluktuasi akibat pasokan yang tidak kontinu,” katanya.
Antisipasi Hari Besar
Pasokan sayuran dan buah-buahan ke PIK biasanya meningkat menjelang hari besar keagamaan dan tahun baru. Pada bulan puasa sekarang sampai Lebaran mendatang misalnya, pasokan sayuran dan buah-buahan diperkirakan meningkat 10%—20% dari hari biasa.
Berdasar data Ditjen Hortikultura, secara nasional, selama Ramadhan dan ldul Fitri, Natal 2006, serta Tahun Baru 2007, kebutuhan cabai merah diperkirakan sebanyak 803.584 ton. Sementara persediaan mencapai 1,17 juta ton sehingga surplus sebanyak 366.733 ton. Demikian pula bawang merah yang konsumsinya sebanyak 853.045 ton dengan ketersediaan 889.197 ton sehingga terdapat kelebihan 36.152 ton.
Sementara kebutuhan buah-buahan selama periode tersebut tergambar dari sejumlah kota besar di tanah air. Ditjen Hortikultura menghitung, selama September—Desember 2006, kebutuhan buah-buahan di Jakarta mencapai 42.445 ton. Sedangkan pasokannya sekitar 79.607 ton. Buah-buahan ini berupa mangga, jeruk, melon, semangka, pisang, nenas, dan pepaya.
Kebutuhan buah-buahan serupa di Bandung sebanyak 14.854 ton. Pasokannya diperkirakan 27.834 ton. Untuk Semarang, kebutuhannya sekitar 8.148 ton dan pasokannya 15.289 ton. Kebutuhan Surabaya 15.717 ton dengan pasokan 29.492 ton. Di Denpasar, pasokan mencapai 5.620 ton, kebutuhannya 2.992 ton.
Sedangkan di Makassar dan Medan kebutuhannya masing-masing 7.434 ton serta 12.985 ton. Di kedua kota besar itu, jumlah pasokan buah-buahannya mencapai 13.846 ton dan 24.366 ton.
AGRINA