"Empat unsur itulah yang harus lakukan kerja sama, jangan sampai musim tanam terjadi kelangkaan [pupuk]," kata Fahmi di sela-sela kunjungan kerja ke sejumlah industri di Karawang dan Bekasi.
Dia mengakui sejauh ini pihaknya baru menerima laporan bahwa ada sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan, karena pasokan tidak ada dan gudang kosong. Namun Fahmi tidak merinci daerah mana saja yang mengalami hal itu.
Selain itu, dia juga menerima laporan beberapa daerah harga jual pupuk bersubsidi di atas harga eceran tertinggi (HET).
"Gejala itu menunjukkan bahwa memang kebutuhan pupuk di dalam negeri masih begitu besar, sehingga kecil kemungkinan melakukan ekspor pada musim tanam saat ini," ujar Fahmi.
Sebelumnya Dirut PT Pupuk Sriwijaya yang juga menjadi induk perusahaan BUMN pupuk lainnya, Dadang Heroe Kodri, mengatakan tahun ini diperkirakan produksi pupuk mencapai sekitar 5,5 juta ton dan alokasi pupuk urea bersubsidi mencapai sekitar 4,3 juta ton. (ln)
Sumber : ANTARA