Akhmad Taufiq Mukti, selaku Ketua Panitia Penyelenggara Lustrum I Program Studi Budidaya Peraian FKH Unair, menambahkan, kontes cupang ini lebih ditujukan bagi hobiis ikan hias agar kembali mempunyai wadah.
Soalnya para hobiis cupang sempat kendur pada 2002 lalu. Menurut Khoirul, komunitas cupang di Surabaya sudah kembali bangkit sejak 6 bulan terakhir. “Kontes kali ini merupakan kontes nasional kedua di Surabaya,” tandasnya.
Sukses
Walaupun di gelar di kawasan kampus, kontes cupang tingkat nasional itu terbilang sukses. Hal itu tampak dari antusias peserta yang datang dari beberapa kota, seperti Surabaya, Blitar, Malang, Jember, Jogja, dan Samarinda, yang jumlahnya mencapai 115 orang.
“Ada beberapa peserta dari Kalimantan terpaksa tidak dapat ikut karena terlambat mendaftar,” aku Khoirul. Kontes ini juga, lanjut dia, memecahkan rekor kontes di Surabaya. Sebelumnya, jumlah peserta hanya 86 orang.
Kelas cupang yang dilombakan cukup bervariasi, ada 4 katagori dan 17 kelas. Katagori Serit kelas maskot, dasar, kombinasi (senior/junior), dan bebas (all size). Katagori Half Moon dengan kelas dasar, kombinasi, dan bebas (senior/junior). Katagori Plakat kelasi dasar, bebas, dan kombinasi (all size). Terakhir katagori Double Tail kelas all size. Sedangkan juri didatangkan dari Malang dan Surabaya yang integritasnya diakui masyarakat hobiis.
Seperti biasa, untuk pemilihan juara diambil pemenang 1, 2, dan 3. Ada juga pemilihan Grand Champion untuk tiap katagori, pemilihan juara umum, dan cupang sehat.
Dalam kontes tersebut, Hermanto asal Surabaya menyabet beberapa juara, yaitu Juara Umum, Juara Cupang Sehat, Grand Champion Halfmoon, dan Katagori Grand Champion Serit. Sementara Katagori Grand Champion Plakat direbut Andrey Fantasy asal Bogor, Jabar.
Sumber : AGRINA