Penyakit ngorok atau Chronic Respiratory Disease (CRD) merupakan penyakit laten yang sering timbul pada peternakan ayam. Penyakit ini mempunyai track record angka kematian cukup tinggi, bisa mencapai 30% dan tingkat kesakitan 100%.
Menurut S. Prabowo, peternak ayam pedaging/broiler di Cijeruk, Sukabumi, Jabar, kejadian serangan penyakit CRD banyak terjadi ketika musim peralihan dari kemarau ke musim hujan. Serangannya bisa mencapai 60%—70% dari populasi ayam yang ada di kandang. Tingkat kematiannya sekitar 8%—10%.
CRD menyerang ayam dalam berbagai umur. Tapi di tempat Prabowo, penyakit ini banyak menyerang ayam pada usia 14 hari keatas. Diduga, penyebab penyakit ditularkan dari air minum yang kurang bersih, udara kotor, dan sanitasi kandang yang kurang baik.
Mycoplasma
Menurut drh Rosalia Ariyani dari Sanbe Farma, penyakit pernafasan pada ayam disebabkan oleh mycoplasma. Bila sendirian, mycoplasma itu dapat menimbulkan penyakit pernafasan ringan.
Tapi bila bergandengan dengan mikroorganisme yang juga menyerang pernafasan atau agen imusupresi, ditambah tatalaksana yang buruk, akan memicu penyakit yang jauh lebih serius atau penyakit pernafasan kronis alias CRD. Apabila mycoplasma menggandeng E. coli yang terjadi adalah CRD kompleks.
Seiring dengan semakin padatnya populasi ayam, lanjut Rosalia, semakin tinggi pula tingkat kontaminasi mycoplama. Hal ini perlu diwaspadai karena infeksi mycoplasma atau CRD terjadi pada setiap periode pemeliharaan pada peternakan ayam yang berada di daerah endemik.
Mycoplasma yang terdapat dalam tubuh dapat menyebabkan vaksin yang diberikan (terutama ND dan IB), hasilnya kurang optimal. Oleh karena itu perlu dibuatkan program medikasi sebagai kontrol terhadap mycoplasma, juga E. Coli, agar tanggap kebal yang dibentuk optimal dan mampu melindungi terhadap tantangan di lapangan.
Perlu diketahui bahwa tidak semua antibiotik dapat bekerja memberantas mycoplasma. Antibiotik yang dapat digunakan adalah dari kelompok makrolida seperti spiramisin, eritromisin, atau fluoroquinolon.
Gangguan Reproduksi
Secara umum penyakit CRD merupakan penyakit manajemen. Penyakit itu akan timbul bila peternak tidak memperhatikan masalah sanitasi dan cara pemeliharaan yang baik.
Menurut I. Wayan Wibawan, ahli penyakit hewan di FKH IPB, penyakit CRD sangat merugikan peternak, lantaran mengakibatkan konversi ransum jelek dan biaya pengobatan bertambah. Selain itu, bila penyakit menyerang ayam dewasa maka akan tampak gangguan reproduksi. Produksi akan menurun dan terjadi kematian embrio muda.
Selain itu, menurut Prabowo, CRD mengakibatkan penundaan panen 3—5 hari. Normalnya, pada usia 21 hari, bobot ayam sudah mencapai 0,8 kg. Akibat CRD, pada umur yang sama, bobotnya hanya 0,6 kg.
Wayan menambhakan, “Penyakit CRD mudah menular, apalagi bila ayam berkelompok di kandang. Penularan bisa melalui kontak langsung maupun tidak langsung, bisa juga lewat embrio,'' ungkap Wayan.
Penyakit ngorok tersebut dapat menular melalui berbagai cara, di antaranya melalui embrio dari induk yang positif terjangkit, melalui feces dalam satu flock (kelompok), atau kontak langsung lewat pernafasan dalam satu flock. Selain itu, penularan dapat terjadi dengan cara tidak langsung melalui manusia, peralatan, udara, pakan, dan minuman.
“Ada beberapa faktor pendukung penularan CRD. Misalnya ayam mempunyai penyakit saluran pernafasan lain, stres akibat dingin, atau perubahan iklim,'' ujar Wayan. Oleh sebab itu, “Udara harus bersih, air memadai, nutrisi terpenuhi, ditambah tata laksana yang baik, niscaya pertumbuhan ayam dapat memuaskan,” jelas Rosalia.
Yan Suhendar