Demikian diungkapkan Djaja Gunawan, Presdir PT Lembu Jantan Perkasa (LJP). Hal senada diutarakan Yudi Guntara Noor, Dirut PT Agro Nandini Perdana. Menurut dia, usaha pengemukan sapi bakalan dapat memberikan keuntungan yang bagus jika dikelola dengan baik.
Menurut para pebisnis penggemukan sapi (feedlot), harga sapi bakalan di Australia berkisar US$1,5—US$1,8/kg hidup (Rp16.470/kg). Setelah ditambah BM, PPN, dan PPH sebesar Rp1.300/kg, maka modal yang harus dikeluarkan Rp17.800/kg.
Usai digemukkan selama 3 bulan, harga karkasnya dijual sekitar Rp36.000/kg, atau Rp39.000—Rp40.000 dalam bentuk daging tanpa tulang. Sementara harga daging eceran bagi konsumen sekitar Rp40.000—Rp45.000/kg.
Didiek Purwanto, Manajer Feedlot PT GGLC, menuturkan, nilai tambah usaha feedlot diperoleh dalam proses penggemukan selama 90 hari berupa penambahan bobot badan sapi.
Misalnya, beli bakalan seberat 300 kg seharga Rp16.500 x 300 kg = Rp4,95 juta/ekor. Setelah digemukkan, bobot sapi menjadi 400 kg. Keuntungannya, 400 kg x harga jual hidup Rp16.000/kg = Rp6,4 juta/ekor. Sebelum dikurangi biaya operasional sebesar 20%—25%, keuntungan kotor mencapai Rp1,45 juta/ekor.
Perhitungan Djaja pun tidak jauh beda. Menurut dia, jika pelaku mampu memelihara dengan baik selama 90 hari, keuntungannya sekitar Rp9.000/hari atau Rp810.000/ekor.
Namun ada juga importir yang membeli “sapi bakalan” (sapi afkir atau tidak layak potong), yang setibanya di Indonesia langsung dijual dan dipotong. Mereka membeli dengan harga murah, sekitar US$1,4/kg.
Dengan harga jual seperti sapi hasil penggemukan, keuntungan mereka sangat besar. “Impor sapi siap potong ini masih terjadi karena ada juga pengusaha yang tergiur keuntungan yang cepat,” keluh Djaja.
Kondisi itu berbeda bila mengimpor dalam bentuk daging. Thomas Sembiring, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (ASPIDI) mengatakan, dengan harga daging US$3,9/kg di Australia misalnya, maka modal awalnya sekitar Rp35.000/kg.
Setelah ditambah biaya BM 5%, PPN 10%, PPH 2,5%, dan inclaring 2,5%, maka modalnya Rp42.000/kg. Importir rata-rata mengambil keuntungan 10%, sehingga harga jual daging ke pedagang di dalam negeri berkisar Rp45.000—Rp46.000/kg. Sedangkan di tingkat eceran harganya sekitar Rp50.000—Rp70.000/kg.
AGRINA